SUKABUMIEKSPRES – Partai Golongan Karya (Golkar) bisa jadi partai alternatif bagi koalisi yang mengusung Anies Baswedan yang potensi ditinggal Partai Demokrat, jika bukan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ditunjuk cawapres
Jika Partai Demokrat keluar Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), maka artinya syarat ambang batas pencapresan tidak cukup untuk mengusung Anies.
BACA JUGA: Airlangga Pegang Kendali Golkar di Pilpres 2024, Pengamat: Strategi Naikkan Nilai Tawar
Baca Juga:Bersama KLHK, Ribuan Pegawai PLN Group Bersihkan Pantai dan Sungai Serentak Se-IndonesiaFPP Datangi Gedung DPRD untuk Audensi dengan Dinkes
Sebab itu, Partai Golkar akan menjadi alternatif yang bisa diajak bergabung.
Analis politik Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof Sukri Tamma menilai bahwa antisipasi ini menjadi mutlak dilakukan oleh Nasdem sebagai inisiator koalisi untuk Anies.
Dengan komposisi suara yang saling bergantung pada dukungan partai-partai yang berkoalisi saat ini, maka kehilangan satu dukungan partai maka bisa menjadi ancaman bagi keberlangsungan rencana mendukung Anies Baswedan.
BACA JUGA: Safari Politik Anies Vakum Usai Sekjen Nasdem Ditersangkakan
“Oleh karena itu, tidak ada jalan bagi Nasdem dan koalisi partai pengusung Anies untuk berjaga-jaga, jika saja Partai Demokrat yang beberapa saat terakhir ini nampak bersikap cukup tegas kepada koalisi Anies terkait sikap atas calon wapres,” kata Sukri.
Bukan tidak mungkin Partai Demokrat bisa berpaling jika kemudian mereka merasa kepentingannya tidak terakomodasi pada Koalisi Perubahan.
Cairnya basis ideologi dan kuatnya politik pragmatis dalam mendukung capres dan cawapres, memang ada peluang Partai Demokrat bisa berpaling.
Jika ini terjadi maka tentu harus ada jaminan bagi koalisi perubahan agar potensi kehilangan tersebut dapat diisi oleh partai lain.
Baca Juga:RSUD Sagaranten Diminta Tingkatkan Pelayanan Prima kepada MasyarakatPemkab Sukabumi Target Kategori Utama dalam Lomba KLA
Jika melihat kecenderungan saat ini Partai Golkar salah satu partai yang berpotensi untuk didekati.
BACA JUGA: Intens Komunikasi dengan Prabowo Subianto, Airlangga Hartarto Tidak Ngotot Jadi Capres
“Mengingat sampai saat ini Golkar belum menentukan sikap yang tegas atas dukungannya,” jelas Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) Unhas itu.
Ketua Bappilu Partai Nasdem Sulsel Rudianto Lallo dan Sekretaris NasDem Sulsel, Saharuddin Alrif mengatakan tidak bisa berkomentar soal ini karena yang bisa berkomentar adalah DPP.
“Ini level DPP,” katanya.(mum/dir)