Kemendikbudristek Gelar Disemasi Kebahasaan dan Kesastraan

Kemendikbudristek Gelar Disemasi Kebahasaan dan Kesastraan
0 Komentar

SUKABUMIEKSPRES – Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia melakukan diseminasi program prioritas bidang kebahasaan dan kesastraan untuk penyusunan rekomendasi kebijakan badan bahasa disalah satu hotel kawasan Kota Sukabumi, Minggu (2/7).

Kegiatan yang dilakukan selama sehari tersebut, menghadirkan narasumber Anggota Komisi X DPR RI, Desy Ratnasari dan Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat Herawati serta diikuti 100 peserta yang merupakan unsur pemerintah daerah, Dinas Pendidikan, kepala sekolah, pengawas, guru, praktisi pendidikan, dosen, pegiat literasi, dan tokoh masyarakat.

Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat Herawati mengatakan, diseminasi program kebahasaan dan kesastraan menjadi langkah strategis yang dilakukan badan bahasa sebagai bentuk akuntabilitas keterbukaan informasi publik, dan mewujudkan badan bahasa semakin bermartabat dan bermanfaat.

BACA JUGA: Kementrian PPPA Kawal Kasus Dugaan Perundungan Siswa SD

Baca Juga:Menjaga Predikat Kota Paling Toleran di IndonesiaTerjadi Sedimentasi, Sungai Cipalabuhan Penyebab Banjir

“Sebagai unit utama di  Kemendikbudristek yang mengawal salah satulambang negara yakni bahasa, saat ini telah melakukan tranformasi kebijakan dengan tiga fokus utama yakni, literasi kebahasaan dan kesastraan, pelindungan bahasa dan sastra dan internasionalisasi Bahasa Indonesia,” kata Herawati kepada Radar Sukabumi, Minggu (2/7).

Herawati menjelaskan, literasi kebahasaan dan kesastraan merupakan salah satu upaya badan bahasa untuk menciptakan ekosistem masyarakat Indonesia yang berbudaya literasi terutama bacatulis. Hasil Asesmen Nasional (AN) 2021, menunjukkan bahwa Indonesia mengalami darurat literasi.

“Satu dari dua peserta didik belum mencapai kompetensi minimum literasi Hasil AN 2021, konsisten dengan hasil PISA dalam 20 tahun terakhir yang menunjukkan, bahwa skor literasi membaca peserta didik di Indonesia masih rendah dan belum berubah secara signifikan di bawah rata-rata peserta didik di negara OECD,” ujarnya. 

Pada tahun 2022, Kemendikbudristek meluncurkan program buku bacaan bermutu untuk literasi Indonesia, dengan mencetak dan mengirimkan lebih dari 15 juta eksemplar buku untuk lebih dari 20 ribu PAUD dan SD yang paling membutuhkan.

“Terdapat tiga pilar penting dalam program literasi, yakni pemilihan dan penjenjangan, cetak dandistribusi, pelatihan dan pendampingan,” ujarnya.

Tak hanya itu, Kemendikbudristek juga melakukan pelindungan bahasa dan sastra daerah. Hal itu, sebagai upaya menjaga bahasa dan sastra daerah agar tidak punah. Berkaitan dengan hal itu, berbagai aktivitas dilaksanakan dalam rangka melindungi bahasa daerah. Yakni, pemetaan bahasa, kajian daya hidup bahasa, konservasi, revitalisasi, dan registrasi.

0 Komentar