Tiga Kasepuhan Berkumpul di Acara Seren Taun Sinar Resmi

Tiga Kasepuhan Berkumpul di Acara Seren Taun Sinar Resmi
0 Komentar

SUKABUMIEKSPRES – Ketua Kampung Adat Kasepuhan Sinar Resmi, Abah Asep Nugraha mengatakan kegiatan seren taun sudah menjadi tradisi yang dilaksanakan turun temurun dilaksanakan.

BACA JUGA: Pahami Lebih Jauh Tradisi dan Budaya Masyarakat Sunda

Saat ini memasuki ke 444 tahun, dimana bagi masyarakat adat memiliki makna sebagai bentuk mensyukuri atas limpahan rezeki yang telah diberikan sang pencipta dan mengharapkan limpahan keberkahan dimasa yang akan datang.

“Mungkin informasinya yang lebih utamanya yaitu mensyukuri segala nikmat yang sudah terlewat, dan dimasa yang akan datang,” ujar Abah Asep.

Baca Juga:Perbaikan Rutilahu Terus BerprogresDorong UOBK RSUD R Syamsudin SH Terus Tingkatkan Pelayanan

Masih dikatakan Abah Asep, ada hal berbeda dalam acara adat seren tahun ke 444 tahun ini. Yakni bersatunya tiga kasepuhan adat yakni kasepuhan Cipta Mulya, Kasepuhan Sinar Resmi, dan kasepuhan Ciptagelar yang saat ini menjadi Gelar Alam.

BACA JUGA: Warga Kasepuhan Ciptagelar Terima Bantuan 20,8 Miliar

“Paling utama hari ini adalah momen menyatukan persaudaraan antara abah Sinar Resmi, abah Cipta Mulya dan Abah Gelar Alam, itu ditahun tahun sebelumnya sebelumnya tidak seperti sekarang,” jelasnya.

“Mudah mudahan dengan semakin bersatunya persaudaraan tiga kasepuhan ini, kedepan masyarakat adat akan lebih erat, dan juga harapan serta cita cita kesejahteraan masyarakat tercapai dan terus terjaga,” ungkapnya.

Abah Asep juga berharap, ditengah kemajuan jaman dengan teknologi semakin canggih kegiatan acara adat seren taun dengan tradisi tradisinya tetap juga terjaga, dan terus dilestarikan para generasi muda sesuai aturan yang mengacu pada hukum yang telah ada dan bersama sama masyarakat adat harus tetap berkolaborasi dengan pemerintah.

“Seperti hari ini kasepuhan adat Sinar Resmi ini, satu kampung adat, lembaga adat yang masih tetap teguh terhadap aturan tradisi yang telah diturunkan orang tua, nenek moyang terdahulu, itu harus tetap dijaga dan diwariskan kepada para penerusnya,” terangnya.

Diketahui, Kemeriahan gelaran kegiatan seren taun tersebut sudah terlihat sejak Jumat, (28/7) hingga acara puncak yakni upacara adat ngampihken pare ka Leuit (Memasukan padi kedalam penyimpanan) Sabtu, (30/07) lalu.

BACA JUGA: Bangunan Pentas Seni Kasepuhan Cipta Mulya Ambruk

0 Komentar