SUKABUMIEKSPRES – Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Sukabumi terus mengembangkan pertanian organik untuk mendongkrak pendapatan petani di Kota Sukabumi, Jawa Barat, serta memenuhi permintaan pasar.
“Untuk saat ini luas lahan pertanian organik di Kota Sukabumi masih kecil yakni dari luas total lahan pertanian yakni 1.300 hektare, lahan itu baru enam hektare,” kata Kepala DKP3 Kota Sukabumi Adrian Haryadi di Sukabumi pada Kamis.
BACA JUGA: Oisca Internasional Jepang Bahas Program Pertanian di Sukabumi
Menurut Adrian, lahan pertanian organikk tersebut berada di Kecamatan Warudoyong dan saat ini sudah beroperasi serta beberapa kali panen. Untuk sementara fokus tanaman di lahan pertanian organik ini baru padi.
Baca Juga:Kecewa PJU tak Diperbaiki, Warga Pasang Obor di Ruas Jalan NasionalPertama Kali, Musisi Asal Palabuhanratu Gelar Konser Musik
Ke depannya pihaknya menargetkan produknya tidak hanya padi atau beras saja, tetapi bervariasi seperti tanaman hortikultura dan lainnya.
Adapun rata-rata produktivitas yang dihasilkan dari lahan pertanian organikk ini sama seperti non-organik yakni mencapai 6,6 ton gabah kering giling (GKG) setiap hektare.
Namun, untuk massa tanam hingga panen sedikit lebih lama, biasanya padi yang ditanam di lahan pertanian non-organik 90 sampai 100 hari, untuk pertanian organik ini sampai 120 hari karena padi yang ditanam murni tidak diberikan suplemen berbahan kimia seperti pupuk kimia dan obat-obatan lainnya.
BACA JUGA: Kenalkan Ecoenzyme untuk Tingkatkan Hasil Pertanian
Untuk menambah luas lahan pertanian organik pihaknya pun menggandeng kelompok tani (poktan) dan mengandalkan petugas penyuluh pertanian DKP3 Kota Sukabumi untuk memberikan informasi, edukasi dan sosialisasi terkait keuntungan bertani secara organik.
Selain itu, dengan memanfaatkan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) yang ada dan cocok untuk dijadikan lahan pertanian organik.
Diharapkan dengan semakin bertambahnya luas lahan pertanian organik, Kota Sukabumi bisa memenuhi permintaan konsumen atau pasar.
“Saat ini sebagian masyarakat semakin selektif dalam mengkonsumsi makanan dan sudah banyak yang beralih ke pangan organik. Peluang usaha ini harus dimanfaatkan apalagi harga pangan organik jauh lebih tinggi seperti beras harganya dua kali lipat dibandingkan dengan beras non-organik,” tambahnya.
Baca Juga:Serap Informasi, Polres Sukabumi Kota Gelar Program Minggu KasihBawaslu Izinkan Pasang Bendera dan Nomor Urut Partai Sebelum Masa Kampanye
BACA JUGA: Petani Milenial Wujudkan Anak Muda Desa di Jabar Miliki Bisnis Mendunia