SUKABUMIEKSPRES— Partai Amanat Nasional (PAN) mengikuti jejak Partai Golkar yang bersikap tak akan mendukung bakal capres Koalisi Perubahan untuk Persatuan Anies Baswedan pada pemilihan umum (Pemilu) 2024.
Sikap PAN ini menurut pegiat media sosial Yusuf Dumdum akan membuat para pendukung Anies semakin putus asa, terlebih elektabilitasnya terus merosot.
BACA JUGA: Anies Usung Narasi Perubahan, Prioritaskan Rombak Empat Kebijakan Ini
Baca Juga:Gibran dan Iriana Jokowi Diisukan Jadi Cawapres Prabowo, Ada Apa?Pemkab Sukabumi Hibahkan Tanah ke BMKG
“Wah pernyataan PAN ini bikin pendukung @aniesbaswedan semakin putus asa. Elektabilitas sudah nyungsep malah diginiin,” ujar pendukung Ganjar Pranowo itu dikutip dari Twitter pribadinya, Selasa (8/8).
Karenanya ia memprediksi Pemilu 2024 hanya akan diikuti bakal capres PDIP Ganjar Pranowo dan Ketum Gerindra Prabowo Subianto.
“Sepertinya pemilu 2024 akan diikuti tanpa bapak politik identitas,” ucapnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Amanat Nasional (PAN) Viva Yoga Mauladi mengatakan bahwa pihaknya bersikap sama dengan Partai Golkar terkait peluang dukungan untuk Anies.
BACA JUGA: JK Gregetan, Sebut Golkar Lambat dan Terlalu Bergantung dengan Koalisi
Ia dengan tegas menyatakan sikap PAN sejak awal akan berkoalisi dengan partai pemerintah, sehingga menurut pintu dukungan untuk Anies pada pemilihan presiden atau Pilpres 2024 mendatang.
“Sama (dengan Golkar), kan dari awal saya mengatakan bahwa PAN akan berkoalisi dengan partai pemerintah,” kata Viva di kantor DPP PAN, Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, Senin (7/8/2023).
BACA JUGA: PAN Bisa Redup Bila Partai Ummat Ikut Deklarasikan Anies Capres
Baca Juga:Perusahaan Laporkan Aktivitas Penambangan Diduga Tanpa IzinDPRD Umumkan Usulan Pemberhentian Walkot dan Wawalkot
Lebih lanjut, Viva mengatakan PAN akan mendukung bakal capres yang mempunyai potensi kemenangan tertinggi, karena dua kali mengikuti Pilpres yaitu tahun 2014 dan 2019 selalu kalah.
“Nah prediksi untuk itu adalah pasangan calon yang memiliki tren kenaikan elektabilitas yang cenderung naik dan kita melihat realitas sosial di lapangan,” ujarnya. (wartaekonomi)