“Kalau Anies sudah terlucuti, buat apa lagi menggandeng Demokrat. Toh sudah tidak akan ada keuntungannya lagi,” terangnya.
Kondisi Demokrat saat ini dibeberkan Ali, dilematis yang cukup berat. Apakah bergabung dengan koalisi, tapi posisinya pasti tidak menguntungkan, berdiri sendiri juga tidak dapat apa-apa.
“Yang ada, dia harus memilih bergabung di poros Prabowo atau Ganjar. Persoalannya, dengan kondisi seperti ini, Anies tidak lagi diperhitungkan, maka tentu akan menaikkan bergaining position Ganjar dan Prabowo,” tandasnya.
Baca Juga:Pemkab Tekankan Perangkat Daerah Tingkatkan Kualitas Layanan PublikKodim 0622 Imbau Anggota Jaga Netralitas dalam Pilkades Serentak
Artinya, kata Ali, untuk diterima dalam koalisi, dalam konteks sekarang, Demokrat harus menurunkan gengsinya. Tidak lagi meminta wakil presiden bahkan mungkin akan diberikan seadanya.
“Karena dia tidak lagi penting posisinya untuk saat ini. Berbeda waktu Anies masih kuat dan mereka masih bergabung di situ. Tentu PDIP memiliki kepentingan untuk melucuti Anies dengan mengambil Demokrat,” imbuhnya.
Sementara pada kubu Prabowo, Ali menganggap juga tidak bakal menaruh perjudian jika nantinya Demokrat bergabung. Sebab, saat ini telah diselimuti beberapa Partai pendukung.
“Kalau dia ke Prabowo, di Prabowo sudah banyak calon, sudah punya segudang Partai pendukung, tentu mereka tidak akan mendapatkan tawaran menarik,” kuncinya. (Muhsin/Fajar)