SUKABUMI EKSPRES – Musim kemarau yang diperkirakan Badan Meteorologi Klimatologi,dan Geofisika (BMKG) akan berakhir pada akhir Oktober tahun telah menyebabkan gagal panen bagi para petani.
Pemerintah Kota Sukabumi melalui Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) pun meluncurkan program penyaluran beras Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (CPPD) kepada para petani yang mengalami gagal panen di Kelurahan Sindangpalay Kecamatan Cibeureum, Rabu (25/10).
Penyaluran beras secara simbolis dilakukan Penjabat Wali Kota Sukabumi Kusmana Hartadji kepada 40 kepala keluarga yang terdampak gagal panen. Kusmana mengatakan penyaluran beras cadangan oleh Pemerintah Kota Sukabumi adalah bukti komitmen pemerintah untuk selalu hadir dan memberikan bantuan nyata kepada masyarakat.
Baca Juga:Pelaku UMKM Ikut Penyuluhan Keamanan Pangan yang Digagas Dinkes Kota SukabumiMinim Peminat, Samsat Terus Sosialisasikan Pemutihan PKB
“Gagal panen yang dialami petani di Kota Sukabumi, khususnya di Sindangpalay, merupakan salah satu dampak dari fenomena El Nino. Seperti yang kita ketahui, El Nino di Indonesia berdampak serius terutama pada sektor perikanan dan pertanian,” ujar Kusmana.
Kekeringan sebagai utama El Nino telah mengurangi ketersediaan air irigasi, menyebabkan kegagalan panen, dan menurunkan produksi tanaman. Kualitas tanaman padi juga mengalami penurunan, dengan rasa yang kurang enak, dan ukuran yang lebih kecil.
Areal pertanian terdampak kekeringan di Kota Sukabumi (DKP3) Areal pertanian terdampak kekeringan di Kota Sukabumi (DKP3). Luas sawah yang mengalami kekeringan berat hingga 8,25 hektare menimbulkan kekhawatiran akan munculnya krisis pangan.
Meskipun Kota Sukabumi belum mengalami krisis pangan, program penyaluran beras cadangan kepada keluarga terdampak gagal panen adalah langkah konkrit yang diambil oleh pemerintah.
“Beras cadangan yang kami salurkan diharapkan dapat mencukupi kebutuhan pangan keluarga terdampak selama dua bulan,” ujar Kusmana.
Kusmana juga menyoroti bahwa pasokan pangan yang dihasilkan dari lahan pertanian yang beroperasi normal di Kota Sukabumi hanya cukup memenuhi kebutuhan 30% warga kota. Hal ini sejalan dengan penyusutan lahan pertanian yang terjadi.
Di berbagai kegiatan, dalam rangka mendukung peningkatan ketahanan pangan di Kota Sukabumi, Kusmana terus memberikan dorongan kepada para petani untuk mengintensifkan dan mendiversifikasi usaha pertanian.