SUKABUMI EKSPRES — Calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo, menyatakan bahwa penurunan elektabilitas dalam hasil survei tidak menjadi permasalahan baginya, karena dia yakin akan selalu ada survei dengan posisi tersebut.
“Beberapa waktu yang lalu saya sudah mendengarkan isu ini, bahwa akan ada survei-survei dengan posisi seperti ini dan di banyak survei,” ujar Ganjar dalam wawancara eksklusif dengan ANTARA di kediamannya, Jalan Taman Patra Raya, Setiabudi, Jakarta Selatan, Rabu, (13/12/2023).
Ganjar juga mengingat peristiwa serupa yang terjadi pada pemilihan presiden Amerika Serikat, terutama di era Jimmy Carter dan Ronald Reagan.
Baca Juga:Anies Pilih Wujudkan Keadilan Bagi Masyarakat Papua Ketimbang Menyalahkan Soal KekerasanDebat Capres, Bahasa Prabowo Dinilai Mudah Dimengerti Masyarakat
“Saya jadi ingat kalau tidak salah cerita Jimmy Carter sama Ronald Reagan waktu itu. Di mana, posisi survei-survei itu ada conditioning. Tentu saja, saya tidak menuduh, hanya mengingat saja bahwa kami harus bekerja terus, iya. Data itu menjadi refleksi buat kami,” tambahnya.
Oleh karena itu, mantan Gubernur Jateng tersebut mengaku tidak mempermasalahkan hasil survei yang menyebut elektabilitasnya semakin menurun. Apapun hasil survei, Ganjar bersama cawapresnya, Mahfud Md, akan terus aktif berinteraksi dengan masyarakat dan menerima segala aspirasinya.
“Apapun surveinya, kita terima saja. Tugas kita kan terus bergerak,” katanya.
Dalam survei Litbang Kompas, pasangan Ganjar-Mahfud dinyatakan menang di Jateng dibanding pasangan lainnya, yakni AMIN dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Namun, di provinsi lain, Ganjar-Mahfud kalah dari kedua pasangan tersebut.
Litbang Kompas merilis hasil survei yang menunjukkan pasangan Ganjar-Mahfud tertinggal dari AMIN. Elektabilitas Ganjar-Mahfud dalam survei tersebut hanya mencapai 15,3 persen, sedangkan AMIN mencapai 16,7 persen.
Sementara itu, pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka memiliki elektabilitas tertinggi sebesar 39,3 persen. (ant)