SUKABUMI EKSPRES– Debat kandidat kedua pada 22 Desember mendatang bakal mempertemukan 3 Cawapres. Ini akan menjadi ajang pembuktian bagi mereka, sekaligus meyakinkan masyarakat untuk mendapat simpati.
Pada debat kedua ini, KPU menetapkan Ekonomi (Ekonomi Kerakyatan dan Ekonomi Digital), Keuangan, Investasi, Pajak, Perdagangan, Pengelolaan APBN-APBD, Infrastruktur dan Perkotaan, akan menjadi tema utama. Sehingga, hal ini akan menjadi bahasan pokok.
Menanggapi tema ini, semua paslon menilai sudah cukup siap. Itu ditegaskan oleh masing-masing tim pemenangan yang ada di daerah, termasuk Sulawesi Selatan.
Baca Juga:Bawaslu tak Temukan Bukti Pelanggaran saat Gibran Bagikan Susu di CPDTidak Netral, Tito Karnavian Copot Bupati Kampar, Muhammad Firdaus
Untuk kandidat nomor urut 1, Muhaimin Iskandar bakal menyampaikan gagasan pokok mereka yang sudah terangkum dalam delapan pilar. Pilar utamanya adalah ketahanan pangan.
Hal ini dianggap sinkron dengan tema mengenai perekonomian, keuangan juga penataan kota. Itu ditegaskan langsung oleh Wakil Ketua Tim AMIN di Sulsel, Syamsu Rizal.
Kata dia, ketahanan pangan merupakan hal yang palin vital bagi sebuah daerah. Sebab tanpa hal itu, unsur-unsur yang lain akan sulit untuk dimaksimalkan.
”Kemandirian pangan itu mencakup banyak hal. Mulai dari ketersediaan dan kecukupan energi, air, sampai pada semua hal yang berkaitan dengan pangan itu sendiri,” ujarnya, Rabu, (20/12/2023).
Lebih lanjut Ketua Lembaga Pemenangan Pemilu (LPP) PKB Sulsel itu mengaku, Sulsel sendiri merupakan poros dan gerbang ekonomi di KTI. Sehingga, untuk menopang perekonomian yang lebih baik dan merata, butuh banyak hal yang perlu dilakukan, termasuk berkaitan dengan infrastrukturnya.
”Karena sektor ekonomi yang paling mendasar kan konsep kemandirian ekonomi berbasis komunitas. Termasuk juga yang ada di desa, jadi tidak melulu terpusat di kota,” terangnya.
Mantan Wakil Wali Kota Makassar itu juga menegaskan, cita-cita perubahan yang diusung AMIN lebih pada pemberantasan kesenjangan di berbagai sektor, termasuk ekonomi. Itu sebabnya, dia menilai kemandirian ekonomi berbasis komunitas sangat efektif.
Baca Juga:Megawati Keluarkan Instruksi Terbaru Soal Pemilu 2024Jusuf Kalla Dukung AMIN, Cak Imin Yakin Kuasai Luar Jawa
”Pengurangan kesenjangan ekonomi, termasuk melalui kebijkana afirmatif untuk mereka yang belum atau kurang berdaya, perlu diprioritaskan. Begitu juga dengan kemandirian pangan berbasis komunitas itu,” kata dia.
Pria yang akrab disapa Deng Ical itu pun menegaskan, jika kemandirian pangan bisa diwujudkan di Indonesia, maka pengentasan kemiskinan tidak akan sulit.