SUKABUMI EKSPRES – Kurun dua pekan terakhir terjadi 13 kali bencana hidrometeorologi di Kota Sukabumi. Kondisi tersebut tak terlepas cuaca ekstrem yang terus terjadi sejak memasuki awal tahun.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi, Novian Rahmat Taupiq, menjelaskan pada awal tahun, jumlah bencana di Kota Sukabumi terbilang cukup intensif. Setiap hari rata-rata terjadi 1 kali bencana bersamaan tingginya curah hujan disertai cuaca ekstrem.
“Hasil rekapitulasi data, kurun 1-11 Januari tahun ini, di Kota Sukabumi terjadi 13 kali bencana. Mayoritas dipicu curah hujan tinggi dan cuaca ekstrem,” kata Novian kepada wartawan, Minggu (14/1).
Baca Juga:Apkasi Gelar Diskusi Pengurangan Masa Jabatan Kepala DaerahDinas Pertanian Restocking Ribuan Ikan Nilem di DAS Kecamatan Cikakak
Bencana hidrometeorologi yang terjadi kurun dua pekan terakhir di antaranya tanah longsor, banjir, pohon tumbang, serta angin puting beliung. Termasuk sejumlah kejadian gempa bumi dan kebakaran permukiman.
“Banyak dampak akibat bencana hidrometeorologi, seperti rusaknya atap bangunan rumah, ada juga dinding tembok rumah yang roboh. Bagi rumah rusak terdampak bencana yang kondisinya tidak layak huni, kami mengajukan bantuan melalui program rutilahu,” tuturnya.
BPBD meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi kerawanan bencana hidrometeorologi. Terutama monitoring ke semua wilayah yang rawan berpotensi bencana.
“Monitoring ini merupakan upaya mitigasi. Seandainya ada yang rawan berpotensi bencana, kami lakukan penanganan untuk mencegah dampak yang lebih luas,” terang Novian.
Pada prinsipnya, kata Novian, di tengah kondisi curah hujan tinggi, semua pihak harus meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan bencana. Tak hanya BPBD, tapi juga masyarakat.
“Di tengah keterbatasan jumlah personel, kami selalu melakukan respons cepat penanganan seandainya terjadi bencana,” pungkasnya. (ist)