Tanggapan Honda Terkait Luhut yang Akan Naikan Pajak Motor Bensin

Astra Honda Motor
Astra Honda Motor
0 Komentar

SUKABUMIEKSPRES – Astra Honda Motor (AHM), produsen sepeda motor terbesar di Indonesia, menanggapi wacana Menteri Koordinator Luhut Binsar Pandjaitan yang ingin menaikkan pajak sepeda motor bermesin bensin.

Astra Honda Motor menyatakan bahwa pihaknya menghargai kebijakan pemerintah termasuk wacana kenaikan pajak motor bensin, namun AHM juga mengkhawatirkan dampak kenaikan pajak tersebut terhadap industri sepeda motor dan masyarakat.

“Astra Honda Motor memahami bahwa pemerintah memiliki berbagai pertimbangan dalam mengambil kebijakan, termasuk wacana kenaikan pajak motor bensin. Namun, kami juga mengkhawatirkan dampak kenaikan pajak tersebut terhadap industri sepeda motor dan masyarakat,” kata Direktur Marketing AHM, Thomas Wijaya.

Baca Juga:Sangat Disayangkan! Fitur Samsung Galaxy AI Tidak Bisa Gunakan Bahasa IndonesiaReview Film The Hateful Eight beserta Fakta Menariknya

AHM mengatakan bahwa sepeda motor merupakan moda transportasi yang penting bagi masyarakat Indonesia, terutama di daerah-daerah. Sepeda motor juga merupakan tulang punggung perekonomian masyarakat, terutama bagi para pelaku usaha kecil dan menengah.

“Oleh karena itu, AHM berharap pemerintah dapat mempertimbangkan dampak kenaikan pajak motor bensin terhadap industri sepeda motor dan masyarakat,” tutur Thomas.

Brand otomotif ternama ini juga mengingatkan, bahwa kenaikan pajak motor bensin dapat mendorong masyarakat untuk beralih ke sepeda motor listrik, namun AHM menilai bahwa hal tersebut belum dapat dilakukan secara instan, mengingat infrastruktur pendukung sepeda motor listrik di Indonesia masih belum memadai.

“Kami juga berharap pemerintah dapat menyiapkan infrastruktur pendukung yang memadai untuk sepeda motor listrik, sehingga masyarakat dapat beralih ke sepeda motor listrik secara bertahap,” kata Thomas.

Astra Honda Motor memperkirakan bahwa kenaikan pajak motor bensin dapat menurunkan penjualan sepeda motor di Indonesia sebesar 10-15%. Hal ini dapat berdampak pada penurunan produksi dan ekspor sepeda motor Indonesia.

0 Komentar