SUKABUMI EKSPRES— Berdasarkan hasil quick count lembaga survei, terdapat delapan partai politik yang berpotensi lolos parlemen.
PDI Perjuangan menempati posisi teratas dengan perolehan suara 17,34 persen, disusul Partai Golkar 15,48 persen, Partai Gerindra 13,13 persen, PKB 11,84 persen, Partai NasDem 8,57 persen, PKS 7,92 persen, Partai Demokrat 7,25 persen dan PAN 6,84 persen.
Mayoritas delapan partai itu merupakan parpol yang juga saat ini duduk di parlemen pada Pemilu 2019. Adapun syarat partai politik untuk dapat lolos ke parlemen, apabila berhasil melampaui ambang batas parlemen alias parliamentary threshold sebesar 4 persen.
Baca Juga:Wiranto Jamin Kubu Prabowo-Gibran tak Lakukan Kecurangan PemiluPemkot Sukabumi Terima Penghargaan Indeks Kualitas Pengisian JPT
Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro menyatakan, hasil quick count tersebut sangat menarik.
Sebab, Partai Golkar berhasil mementahkan suara-suara pesimis terhadap mereka.
”Suara Golkar mengalami lonjakan luar biasa. Bisa menggeser Gerindra yang notabene punya figur capres,” kata Agung kepada wartawan, Jumat (16/2/2024).
Selain peran Airlangga sebagai ketua umum, lanjut Agung, ada beberapa faktor lain yang membuat suara Golkar melonjak signifikan.
Salah satunya penempatan figur caleg berkualitas dan memiliki magnet kuat untuk pemilih.
“Contoh misalkan di Jawa Barat itu ada istrinya Ridwan Kamil, Atalia Praratya atau Ibu Cinta. Itu kan luar biasa, bisa mendongkrak suara di Jawa Barat yang selama ini dikenal menjadi basisnya PKS dan Gerindra,” ungkap Agung.
Agung mengakui, efek Ridwan Kamil yang berada di belakang Atalia juga berpengaruh terhadap suara Partai Golkar di Jawa Barat.
Meski pria yang akrab dipanggil RK itu tidak ikut kontestasi pileg, posisinya di Partai Golkar dan Tim Kampanye Daerah (TKD) Jawa Barat punya pengaruh kuat terhadap pemilih di Jawa Barat.
Baca Juga:Inspektorat Jabar ‘Pelototi’ Laporan BankeuBanjir Rendam Puluhan Rumah di Dua Kecamatan
Menurutnya, peran Ridwan Kamil sebagai figur yang populer di kalangan anak muda lewat media sosial dengan puluhan juta pengikut, membawa efek positif Partai Golkar. RK effect itu pula yang membantu Partai Golkar mendulang suara.
“Pengikutnya RK itu nggak mau yang berat-berat konten politiknya, maunya yang santuy yang kayak RK begitu. Menghibur tapi ada isinya walaupun nggak berat-berat amat,” pungkasnya. (bs-sam/fajar)