SUKABUMI EKSPRES– Calon Presiden nomor Urut 3, Ganjar Pranowo, kembali diterpa isu sensitif usai pencoblosan beberapa waktu lalu.
Kali ini kasus terkait Bank Jateng kembali jadi sasaran ditengarai untuk menyerang dan melemahkan kader PDIP itu.
Hal itu dikemukakan pegiat media sosial yang juga diketahui sebagai loyalis Ganjar, Jhon Sitorus. Melalui cuitannya pada akun @Miduk17di aplikasi X (twitter), Jhon Sitorus menyampaikan bahwa hal seperti ini sudah berkali-kali dialami mantan Gubernur Jawa Tengah tersebut.
Baca Juga:Kesehatan Ratusan Personel Polres Sukabumi Diperiksa RikkeslaHPSN Momentum Kelola Sampah Berkelanjutan
“Tuduhan Korupsi E-KTP GAGAL, Tuduhan Wadas GAGAL, Tuduhan Rembang GAGAL, Dicurangi di Pilpres, Dikhianati Kawan sendiri. Sekarang ISU Korupsi Bank Jateng dinaikkan untuk mengalihkan isu Hak Angket DPR RI,” tulis Jhon Sitorus dikutip Selasa (5/3/2024).
Dia memberi dukungan kepada Ganjar agar tetap tegar menghadapi banyaknya pelaku kezaliman.
“Tetap TEGAR PAK, orang baik dan jujur selalu dimusuhi MALING dan KORUPTOR. Kami selalu bersamamu,” tutup Jhon Sitorus.
Untuk diketahui, pelaporan terhadap Ganjar dilakukan oleh Indonesia Police Watch (IPW) terkait dugaan penerimaan gratifikasi. Selain Ganjar, IPW juga melaporkan Direktur Utama Bank Jateng periode 2014-2023, Supriyatno, atas kasus yang sama.
“Jadi pertama (inisial) S, mantan Dirut Bank Jateng 2014-2023, kemudian juga GP,” kata Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso kepada wartawan, Selasa (5/3/2024).
Ganjar dilaporkan ke KPK terkait jabatannya sebagai Gubernur Jawa Tengah 2014-2023. IPW turut menyertakan bukti pelaporan ke KPK. Sugeng menyebutkan modus dugaan gratifikasi yang dilaporkan, yaitu berupa cashback.
Juru bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Chico Hakim, menegaskan, saat ini dugaan kecurangan Pemilu 2024 banyak diperbincangkan oleh berbagai pihak. Maka itu, ia menilai adanya laporan tersebut merupakan suatu bentuk ketidaksukaan kepada Ganjar Pranowo.
Baca Juga:Ketar-ketir Hadapi Soal SampahGarap Film Berjudul 'Toga untuk Emak'
“Penilaian dari kami, ini dugaan kami ini adalah adanya ketidaksukaan dari berbagai pihak dengan kemudian mendorong untuk melakukan gerakan politik dengan melaporkan Bank Jateng dan kemudian berimbasnya suatu magnetifitas dengan pak Ganjar,” tegas Chico.
Padahal, kata dia, laporan tersebut bertolak belakang dengan fungsi IPW sendiri. Ia menyebut, laporan yang dilayangkan IPW ke KPK seperti dipaksakan.