Ketar-ketir Hadapi Soal Sampah

Volume sampah
Volume sampah di TPA Cikundul di Kecamatan Lembursitu Kota Sukabumi terus menggunung. Saat ini diperkirakan usia teknis TPA tersebut cukup menampung sampah hingga dua tahun ke depan.
0 Komentar

SUKABUMI EKSPRES– Usia teknis tempat pemrosesan akhir (TPA) di Kota Sukabumi diperkirakan hanya cukup hingga 2025.

Pemerintah daerah setempat pun mulai ketar-ketir karena mengkhawatirkan volume sampah tak bisa tertampung sebelum dibangunnya TPA yang baru.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Sukabumi, Asep Irawan, menjelaskan TPA yang ada saat ini sudah kelebihan kapasitas.

Baca Juga:Garap Film Berjudul 'Toga untuk Emak'Jumlah Pegawai Terus Berkurang

Sekalipun saat ini di TPA tersebut sudah dibangun lahan baru, namun usia teknisnya diperkirakan tak akan lama.

“TPA yang baru dibangun Kementerian PU-Pera sudah digunakan sejak Januari. Namun melihat kapasitas, rasa TPA yang baru hanya bisa cukup menampung hingga 2025,” kata Asep kepada wartawan, belum lama ini.

Satu di antara andalan Pemkot Sukabumi mengatasi risiko daya tampung sampah yakni pembangunan TPA regional. Pembangunannya akan didanai Pemprov Jawa Barat.

“Saat ini sedang dilakukan uji kelayakan pembangunan TPA regional yang anggarannya bersumber dari Pemprov Jabar,” tutur Asep.

Namun, jelas Asep, jika mengestimasi berbagai tahapan rencana pembangunan TPA regional, kemungkinan akan dimulai pada 2028.

Di sisi lain, diperkirakan TPA yang ada sekarang hanya akan bisa menampung sampah lebih kurang dua tahun lagi.

“Ini tentu bisa jadi masalah. Perlu ada solusi mengatasi kondisi nanti soal persampahan,” ucap Asep.

Baca Juga:PDIP dan PKS Berpeluang Oposisi, Pengamat : Sulit BersatuSuara Partai Gelora Naik Drastis Seperti PSI, Fahri Hamzah Beri Responsi

Asep menuturkan, tingkat pembuangan sampah ke TPA di Kota Sukabumi cenderung masih cukup tinggi. Dari rata-rata volume sekitar 184 ton sampah per hari, hampir 75% masih dibuang ke TPA.

“Kami sedang memikirkan komposisi volume sampah yang dibuang ke TPA. Idealnya, dari rata-rata volume sampah per hari, 75 persen sudah dikelola di tingkat masyarakat, baru yang 25 persen merupakan residu ke TPA. Intinya, buangnya harus diminimalkan dan pengelohannya harus dimaksimalkan,” tegasnya.

Asep kepincut dengan sistem pengelolaan sampah di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Di wilayah itu residu sampah yang dibuang ke TPA hanya 25 persen.

“Sekarang di wilayah itu sedang digagas zero pembuangan sampah ke TPA,” kata dia.

Asep menegaskan bukan tidak mungkin konsep yang diterapkan Pemkab Banyumas bisa diadopsi Pemkot Sukabumi.

Hanya, lanjutnya, tentu diperlukan peran semua pihak agar ke depan pengelolaan sampah bisa dicarikan solusinya.

0 Komentar