“Target pompanisasi sawah hujan seluas 340 ribu hektar. Di tahun ini pompa harus terpasang secara tepat guna untuk menaikkan produktivitas panen,” ujarnya.
Pemerintah menyadari bahwa curah hujan di Jawa Barat tidak stabil dan dapat memengaruhi proses pengairan ke lahan pertanian.
Oleh karena itu, pompanisasi menjadi hal penting dengan memperhatikan pemetaan sawah tadah hujan.
Baca Juga:Harga Beras Medium Berangsur TurunSAYF Kampanyekan Peduli Keselamatan Berlalulintas
“Jangan sampai pompanisasi yang diprogramkan hari ini, besok atau lusa pompa tersebut sudah tidak mendukung budi daya padi di lahan sawah tadah hujan tadi,” kata Bey Machmudin.
Ia pun mengharapkan agar peningkatan produktivitas panen juga memanfaatkan teknologi dan informasi serta melakukan digitalisasi dalam proses monitoring pompanisasi. Pemetaan sawah tadah hujan pun harus tersedia sebelum melakukan apapun.
“Peran penyuluh pertanian di lapangan harus terus ditingkatkan karena mereka bersentuhan langsung dengan para petani. Kompetensi dan skill penyuluh pertanian harus terus berkembang terutama dalam pemanfaatan teknologi informasi agar upaya kita dapat terus berkesinambungan,” lanjutnya.
Kehadiran lembaga keuangan dan distributor di lingkungan Pemprov, Pemkot, dan Pemkab menjadi komponen penting lainnya dalam upaya peningkatan produksi pertanian di Jawa Barat. (ist)