Harga Beras Medium Berangsur Turun

Harga beras eceran di Kota Sukabumi terpantau kembali turun, terutama pada jenis medium
Harga beras eceran di Kota Sukabumi terpantau kembali turun, terutama pada jenis medium.
0 Komentar

SUKABUMI EKSPRES – Harga komoditas beras medium di Kota Sukabumi kembali turun sepekan usai Idul Fitri 1445 Hijriah. Turunnya harga beras diikuti juga beberapa komoditas lain, salah satunya cabai.

Data Dinas Koperasi Usaha Mikro Perindustrian dan Perdagangan (Diskumindag) setempat, beberapa komoditas yang saat ini harganya terpantau turun antara lain beras medium I dari sebelumnya Rp13.600 menjadi Rp13.300 per kg, beras medium II turun dari Rp13.500 menjadi Rp13 ribu per kg, cabai merah besar TW yang sebelumnya Rp45 ribu turun menjadi Rp40 ribu per kg, dan cabai merah besar lokal turun dari Rp50 ribu menjadi Rp45 ribu per kg.

Kepala Seksi Perdagangan Dalam Negeri Diskumindag Kota Sukabumi, M Rifki, menuturkan seiring pasokan dan produksi yang sudah berangsur normal, harga beras di pasaran ikutan turun. Saat ini ada dua jenis beras yang harganya terpantau turun.

Baca Juga:SAYF Kampanyekan Peduli Keselamatan BerlalulintasSekda Hadiri Upacara Pembukaan Pendidikan SIP

“Mudah-mudahan nanti diikuti dengan penurunan harga beras yang lain maupun komoditas kebutuhan bahan pokok lainnya,” kata Rifki, Kamis (18/4). 

Sementara itu Penjabat Wali Kota Sukabumi Kusmana Hartadji mengatakan, secara umum harga berbagai komoditas kebutuhan masyarakat saat ini sudah mulai stabil. Terutama seusai Idul Fitri 1445 Hijriah karena permintaan yang turun.

“Kalau harga beras memang sudah cukup stabil. Tapi dengan memasukinya musim panen padi yang diperkirakan bulan ini, kami harapkan harganya bisa kembali normal karena produksi cukup melimpah,” kata Kusmana, belum lama ini.

Dengan berangsur turunnya harga berbagai komoditas kebutuhan pokok masyarakat, Kusmana mengaku akan mengevaluasi perlu atau tidaknya dilakukan kembali program gerakan pangan murah. Menurutnya, kegiatan tersebut bisa saja sifatnya tentatif.

“Kita sesuaikan dulu dengan kondisi harga di pasaran. Kalau harganya sudah terjangkau dan stabil termasuk pasokannya, saya rasa belum perlu dilaksanakan kembali GPM. Tapi kalau memang situasinya mendesak, kita pikirkan bisa melaksanakan kembali GPM,” pungkasnya. (ist)

0 Komentar