SUKABUMI EKSPRES – Ironi Indonesia sebagai negara paling religius tapi korup sudah menjadi tagline saat ini. Indonesia adalah negara dengan jutaan masjid, gereja, pura, dan vihara, di mana setiap hari suara azan berkumandang dan doa dipanjatkan. Namun, di balik semua itu, mengapa perilaku masyarakat kita justru jauh dari ajaran agama?
Meskipun mayoritas penduduknya beragama, kita tercatat sebagai negara dengan tingkat ketidakopanan tertinggi di Asia. Apa yang salah dengan kita?
Indonesia, yang dikenal sebagai salah satu negara paling religius di dunia, menghadapi sebuah paradoks yang menyakitkan. Seharusnya, dengan mayoritas penduduk yang menjadikan agama sebagai pedoman hidup, kita menjadi bangsa yang penuh dengan kebaikan, kesopanan, dan kejujuran.
Baca Juga:Film Horor Aplikasi Iblis Garapan Dimas Anggara Siap Tayang di BioskopReview Spesifikasi Vivo V50 5G: Desain Premium Penuh Keunggulan Fitur Menarik, Segini Harganya
Namun kenyataannya, kita justru menghadapi masalah yang seolah tak dapat diselesaikan. Ajaran agama yang seharusnya membimbing kita ke jalan yang lebih baik, malah menjadi simbol kosong tanpa makna yang mendalam.
Krisis Moral di Indonesia
Berikut adalah sederet masalah serius yang sedang dialami Indonesia sekaligus menjadi ironi hingga saat ini.
1. Korupsi
Korupsi adalah salah satu masalah paling memalukan di negara ini. Di Indonesia, korupsi bukan lagi sekadar kejahatan, melainkan telah menjadi budaya. Yang lebih menyakitkan, budaya ini tumbuh subur di tengah masyarakat yang mengaku religius.
Nilai-nilai agama yang seharusnya menjadi fondasi justru seringkali dilangkahi demi kepentingan pribadi. Bayangkan, ada pejabat yang melakukan korupsi hingga mencapai 300 triliun—jumlah yang bahkan tak bisa kita bayangkan.
Jika uang itu tertumpuk, apa hukumannya? Hanya 6,5 tahun penjara. Sementara itu, seorang miskin yang mencuri ayam untuk makan dihukum lima tahun penjara. Ironi ini begitu menyakitkan, membuat kita bertanya-tanya, apakah keadilan di negeri ini hanya berlaku bagi mereka yang punya kuasa?
Tak hanya itu, para koruptor ini sering kali hidup nyaman di penjara mewah dengan fasilitas seperti hotel bintang lima—AC, makanan enak, bahkan akses internet. Ketidakadilan ini tidak berhenti di gedung-gedung pemerintahan. Budaya korupsi juga meresap hingga ke level masyarakat kecil.