Warga Sukabumi Khawatir Sulit Mendapatkan 'Gas Melon'

Ist
Eten Rustandi Ketua Hiswana Migas Sukabumi FOTO: SOFWAN ZULFIKAR/SUKABUMI EKSPRES
0 Komentar

CIKOLE,SUKABUMI.JABAREKSPRES.COM – Pemerintah resmi membatasi penjualan elpiji 3 kg di tingkat pengecer. Kebijakan ini mendapat beragam reaksi dari masyarakat, termasuk kekhawatiran akan potensi kelangkaan gas bersubsidi.

Di Kota Sukabumi misalnya, Eliawati (65) warga Kecamatan Cikole, mengaku cemas dengan adanya aturan baru ini. Dia khawatir kebijakan tersebut akan menyulitkan masyarakat dalam mendapatkan elpiji 3 kg yang menjadi kebutuhan utama rumah tangga.

“Kami khawatir akan terjadi kelangkaan stok akibat aturan ini. Biasanya, kami bisa membeli di pengecer terdekat. Tetapi sekarang harus mencari ke pangkalan resmi,” ujarnya, kemarin (3/2).

Baca Juga:Rombongan Dekan Unsur Cianjur Alami Kecelakaan, Mobil Terguling di 'Jalur Maut' Leter S CikidangKebijakan Baru Pemerintah Berlaku, Kenaikan BBM dan Pembatasan Gas 3 Kg Tuai Beragam Reaksi

Ketua DPC Hiswana Migas Sukabumi, Eten Rustandi, memastikan stok elpiji 3 kg di wilayah Sukabumi dalam kondisi aman. “Untuk stok masyarakat tidak perlu khawatir. Saat ini stok masih mencukupi. Hanya ada perubahan mekanisme pembelian. Masyarakat harus membeli di pangkalan resmi, bukan di pengecer,” kata Eten.

Kebijakan ini bertujuan untuk memastikan subsidi elpiji 3 kg tepat sasaran dan dijual sesuai harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.

“Sebelumnya harga di pengecer sering kali lebih mahal dari HET. Dengan sistem baru ini, harga elpiji 3 kg diseragamkan sesuai HET yakni Rp19 ribu per tabung,” jelasnya.

Untuk menghindari kelangkaan akibat dihapuskannya pengecer, pemerintah membuka peluang bagi para pengecer yang ingin menjadi pangkalan resmi.

“Jika ada pengecer yang ingin menjadi pangkalan resmi, mereka bisa mendaftar ke agen elpijiterdekat, Pertamina, atau langsung ke Hiswana Migas Sukabumi,” pungkas Eten. (mg5)

0 Komentar