SUKABUMI EKSPRES – Pernahkah Anda mengalami liburan yang seharusnya menjadi momen menyenangkan, tetapi justru berakhir dengan pemborosan akibat pungutan liar di berbagai tempat? Baru saja memasuki kawasan wisata, tiba-tiba dikenakan tarif parkir dua kali lipat dari harga resmi.
Saat ingin masuk lebih dalam, muncul pungutan tambahan yang tidak jelas asal-usulnya. Bahkan, di beberapa tempat ziarah, seperti makam wali, terdapat oknum yang memaksa pengunjung untuk membayar sebelum memasuki area tersebut. Karena tidak mengetahui aturan yang sebenarnya, banyak wisatawan yang akhirnya membayar begitu saja.
Masalah ini bukan hanya terjadi di satu atau dua lokasi, melainkan sudah menjadi fenomena umum di banyak destinasi wisata di Indonesia. Mulai dari objek wisata alam, situs sejarah, hingga tempat ziarah yang seharusnya menjadi ruang spiritual, semuanya berpotensi menjadi lahan pungli akibat ulah oknum tertentu.
Baca Juga:3 Pola Pikir Keliru untuk Menutupi Kesalahan, Malah Akan Menghambat KemajuanIntip Spesifikasi Lenovo Legion Go S Sebagai PC Gaming Genggam Terhype Buat Para Gamers
Pertanyaannya, mengapa hal ini terus terjadi? Mengapa selalu ada pihak yang memanfaatkan kesempatan untuk menarik uang dari wisatawan dengan cara yang tidak etis? Banyak yang beranggapan bahwa ini hanyalah masalah ekonomi, di mana masyarakat sekitar tempat wisata membutuhkan tambahan penghasilan. Namun, jika ditelusuri lebih dalam, ada faktor psikologis yang membuat para pelaku pungutan liar tidak merasa bersalah.
Terdapat mentalitas tertentu dalam masyarakat yang menyebabkan praktik ini terus berulang dan bahkan menjadi sesuatu yang dianggap wajar. Dari perspektif psikologi, ada konsep normalisasi sosial serta efek kelompok yang berperan dalam mempertahankan kebiasaan ini.
Penyebab Banyak Pungli di Tempat Wisata Indonesia
Dalam pembahasan kali ini, kami akan mengulas mengapa pungli di tempat wisata masih marak terjadi. Kami akan mengkaji fenomena ini dari sisi ekonomi, sosial, dan psikologi, sehingga Anda dapat memahami masalah ini dari berbagai sudut pandang.
1. Kesenjangan Ekonomi
Salah satu alasan utama mengapa pungutan liar di tempat wisata masih marak adalah kesenjangan ekonomi di kalangan masyarakat lokal. Banyak penduduk yang tinggal di sekitar destinasi wisata tidak memiliki banyak pilihan pekerjaan, sehingga mereka terpaksa mencari cara untuk mendapatkan penghasilan, termasuk melalui pungutan liar.