SUKABUMI EKSPRES – Jika kalian membuka Facebook, pasti pernah menemukan video Reels cringe dari para ibu-ibu. Konten mereka biasanya berupa video aktivitas yang tidak jelas dengan kutipan atau caption yang ditempelkan seadanya, video konyol dengan latar suara tawa meskipun tidak lucu, drama dengan akting berlebihan, dan berbagai video absurd lainnya.
Meskipun ada banyak konten normal lainnya, tampaknya konten dari para kreator cringe ini yang paling mendominasi. Jika kalian melihat kolom komentar, kalian juga akan menemukan komentar yang terkesan seperti template, misalnya: “Salam interaksi ya, Bun!”, “Salam konsisten ya, Bun!”, atau “Salam sukses ya, Bun!”. Selain itu, ada juga yang mengirim bintang atau berbagai gift lainnya.
Jika ditelusuri lebih jauh, ternyata mereka memiliki grup Facebook sendiri yang cukup aktif. Para anggota grup pun tampaknya mendiskusikan konten mereka dengan serius.
Baca Juga:7 Rekomendasi Wisata di Chiang Mai Thailand Paling Menarik Tahun 202510 Ciri-Ciri Ponsel Terinfeksi APK Berbahaya dan Cara Mengatasinya
Jika bagi sebagian orang konten ibu-ibu di Facebook Reels terasa absurd dan tidak jelas, bagi para kreatornya justru ini dianggap sebagai kegiatan kreatif yang dikerjakan dengan serius, seolah-olah profesional. Jadi, apa yang sebenarnya terjadi? Apakah mereka memiliki misi rahasia? Atau mungkinkah mereka bagian dari elit global?
Fakta Ibu-Ibu di Facebook
Kali ini, kami akan membahas mengapa begitu banyak konten random ibu-ibu yang memenuhi video Reels di Facebook.
1. Facebook dan Monetisasi
Facebook adalah salah satu platform media sosial terbesar yang pertama kali memperkenalkan fitur video pada tahun 2016. Saat itu, fitur ini memungkinkan pengguna untuk melakukan siaran langsung dengan antarmuka yang sederhana, dan algoritmanya belum terlalu memprioritaskan konten video.
Ketika TikTok mulai mendominasi media sosial dengan format video pendeknya, persaingan antarplatform pun semakin ketat.
Sebagai respons terhadap tren tersebut, Facebook meluncurkan fitur Reels, yang diklaim bertujuan untuk mengembangkan ekosistem video serta mendorong pengguna mengunggah konten kreatif mereka guna meningkatkan keterlibatan di platform.
Seiring bertambahnya jumlah pengguna Reels, Facebook berupaya meningkatkan pendapatan, salah satunya melalui iklan.
Pada tahun yang sama, Facebook Reels juga memperkenalkan sistem monetisasi. Fitur ini kemudian mendorong banyak pengguna untuk membuat konten video dengan harapan dapat dimonetisasi, baik sebagai penghasilan tambahan maupun sebagai sumber pendapatan utama.