Facebook menjadi media sosial yang ramah bagi kalangan generasi 90-an, termasuk para ibu-ibu. Selain karena Facebook merupakan platform media sosial yang sudah lama populer, antarmuka yang mudah digunakan membuatnya ramai dipakai oleh berbagai generasi.
Seolah-olah, Facebook memiliki daya tarik tersendiri bagi penggunanya. Tidak sekadar digunakan sebagai tempat untuk mencari hiburan, memposting aktivitas sehari-hari, atau berjualan, Facebook juga menjadi media yang dapat menghasilkan uang.
Ketika Facebook memperkenalkan sistem monetisasi melalui FB Pro dan membuka kesempatan bagi siapa saja untuk memperoleh pendapatan, tak terkecuali ibu-ibu, mereka pun berlomba-lomba membuat apa yang mereka sebut sebagai konten untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Hal ini terutama dirasakan oleh kalangan menengah ke bawah, yang menganggap kesempatan untuk membuat konten dan memperoleh gaji dari Facebook sebagai angin segar di tengah kompleksitas kebutuhan ekonomi yang mereka hadapi.
Baca Juga:7 Rekomendasi Wisata di Chiang Mai Thailand Paling Menarik Tahun 202510 Ciri-Ciri Ponsel Terinfeksi APK Berbahaya dan Cara Mengatasinya
2. Editing video ala ibu-ibu
Editing video merupakan keahlian yang tidak dimiliki oleh banyak orang. Bagi kita yang sudah mengenal teknologi sejak kecil, mungkin menganggap editing video sebagai hal yang mudah karena memiliki waktu luang untuk mempelajari keterampilan tersebut, ditambah dengan kemudahan menggunakan aplikasi-aplikasi edit video instan seperti CapCut, VN, Canva, dan lain-lain.
Namun, bagi ibu-ibu generasi 90-an, teknologi merupakan hal yang relatif baru bagi mereka, terutama di usia yang sudah tidak memungkinkan untuk mendalami teknologi lebih dalam. Ketika teknologi berkembang, mereka sudah disibukkan dengan berbagai aktivitas utama, seperti mengurus rumah tangga, merawat anak, dan menjalani tugas ibu rumah tangga lainnya.
Karena keterbatasan tersebut, para ibu-ibu cenderung membuat video seadanya, hanya dengan merekamnya dan menambahkan teks menggunakan template yang telah disediakan oleh Facebook, tanpa mengolahnya lebih lanjut di aplikasi editing dengan fitur yang lebih lengkap.
Ketika kita, yang sudah lebih terlatih dalam editing video, melihat video-video tersebut, sering kali video tersebut tampak cringe, tidak bermakna, dan terkesan aneh.
3. Mengakali Algoritma Facebook
Salah satu algoritma yang dapat meningkatkan visibilitas video Reels adalah adanya interaksi di kolom komentar. Semakin banyak komentar yang ada pada video, semakin besar peluang konten tersebut untuk menjadi viral.