SUKABUMI EKSPRES – Dinas Perhubungan Kabupaten Garut, Jawa Barat, bekerja sama dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) mulai melakukan pendataan dan peninjauan terhadap jalur kereta api dari Garut Kota menuju Stasiun Cikajang. Kegiatan ini merupakan langkah awal dari rencana pemerintah untuk menghidupkan kembali jalur transportasi tersebut.
Kepala Dinas Perhubungan Garut, Satria Budi, menjelaskan bahwa reaktivasi jalur kereta ini merupakan bagian dari program pemerintah pusat. Menurutnya, terdapat sejumlah aset milik PT KAI yang masih bisa digunakan kembali, sebagaimana yang telah dilakukan dalam reaktivasi jalur Garut–Cibatu.
“Reaktivasi ini sudah masuk dalam perencanaan pusat, dan beberapa aset PT KAI dapat dimanfaatkan kembali,” ujar Satria kepada awak media di Garut, Jumat.
Baca Juga:Fakta di Balik Tabrakan Kereta Tunggara dengan KA Bandung Raya4 Tips Memilih Kursi Kereta Ekonomi Premium yang Nyaman, Kalian Wajib Coba!
Ia menambahkan bahwa jalur ini juga masuk dalam program reaktivasi yang didorong oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Gubernur Dedi Mulyadi telah menyatakan dukungannya terhadap pengaktifan kembali jalur kereta api, khususnya yang menghubungkan Cibatu–Garut–Cikajang.
Diketahui, jalur kereta Cibatu ke Cikajang memiliki panjang sekitar 47 kilometer. Sementara, jalur yang akan dihidupkan kembali saat ini adalah dari Stasiun Garut ke Cikajang sepanjang kurang lebih 28 kilometer.
“Total jalur dari Cibatu ke Cikajang adalah 47 kilometer, dan yang sekarang menjadi fokus reaktivasi adalah bagian Garut ke Cikajang sepanjang 28 kilometer. Ini menjadi perhatian khusus dari pihak provinsi karena pentingnya konektivitas transportasi di wilayah Garut,” jelasnya.
Dalam proses awal ini, pihak Dishub bersama PT KAI melakukan survei lapangan untuk menilai kondisi jalur rel yang sudah lama tidak digunakan. Selanjutnya, akan dilakukan validasi data, rencana pembongkaran bangunan yang berdiri di atas atau di sekitar jalur, serta penyebaran kuesioner kepada masyarakat guna mengukur tingkat dukungan terhadap proyek reaktivasi tersebut.
“PT KAI telah mendistribusikan kuesioner untuk mengetahui dukungan publik terhadap rencana pengaktifan kembali kereta api Garut–Cikajang,” tambahnya.
Terkait anggaran, proyek ini diperkirakan membutuhkan dana sekitar Rp1,5 triliun. Dana tersebut mencakup biaya perbaikan jalur rel, pembangunan atau perbaikan stasiun, serta pengadaan sarana transportasi massal kereta api yang akan digunakan masyarakat.