Jalur Kereta Garut–Cikajang Siap Hidup Lagi, Dorong Wisata dan Distribusi Hasil Tani

Jalur Kereta Garut–Cikajang
Jalur Kereta Garut–Cikajang ( Sumber Gambar : ilustrasi/Pixabay/Sklorg)
0 Komentar

SUKABUMI EKSPRES – Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Garut, Jawa Barat menginformasikan bahwa pihaknya bersama PT Kereta Api Indonesia (KAI) telah memulai proses pendataan atau inventarisasi terhadap jalur kereta api yang menghubungkan Garut Kota dengan Stasiun Cikajang. Langkah ini menjadi bagian awal dari rencana pengaktifan kembali jalur transportasi tersebut.

Kepala Dishub Garut, Satria Budi, menyampaikan bahwa pemerintah pusat telah memasukkan program reaktivasi ini ke dalam agenda pembangunan, mengingat terdapat sejumlah aset milik PT KAI yang dinilai masih bisa dimanfaatkan kembali seperti yang sebelumnya telah dilakukan pada jalur Garut-Cibatu.

Ia menjelaskan bahwa pengaktifan kembali jalur kereta api ini merupakan proyek nasional yang telah dibahas dan didukung oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Jalur ini direncanakan untuk menghubungkan lintasan Cibatu–Garut–Cikajang.

Baca Juga:Mulai Hari Ini, Tiket Kereta Api untuk Lebaran Sudah Bisa Dibeli Fakta di Balik Tabrakan Kereta Tunggara dengan KA Bandung Raya

Rute Cibatu–Cikajang sendiri memiliki panjang sekitar 47 kilometer, dan tahap yang sedang difokuskan saat ini adalah segmen dari Stasiun Garut hingga Cikajang dengan panjang sekitar 28 kilometer. Jalur ini menjadi prioritas Pemerintah Provinsi Jawa Barat karena dianggap strategis dalam mendukung mobilitas masyarakat di wilayah Garut.

Proses awal dalam reaktivasi ini meliputi survei lapangan untuk mengecek kondisi terkini jalur rel. Setelah itu, akan dilakukan validasi data, serta persiapan untuk penertiban bangunan yang berdiri di sekitar jalur.

Selain itu, PT KAI juga mulai menyebarkan kuesioner kepada masyarakat untuk mengetahui tingkat dukungan terhadap rencana ini.

Terkait pendanaan, Satria menyebutkan bahwa anggaran yang dibutuhkan untuk merealisasikan proyek ini diperkirakan mencapai Rp1,5 triliun. Dana tersebut mencakup kebutuhan perbaikan jalur, renovasi stasiun, hingga kesiapan pengoperasian transportasi massal berbasis kereta api.

Menurutnya, moda transportasi ini sangat dibutuhkan masyarakat sebagai alternatif untuk bepergian dari dan menuju Garut. Ia berharap kehadiran kereta api dapat mengurangi kepadatan lalu lintas jalan raya.

Satria juga mengingatkan bahwa jalur Garut–Cikajang sudah tidak beroperasi sejak tahun 1982. Ia berharap reaktivasi ini nantinya dapat mendorong pertumbuhan pariwisata di Garut sekaligus mempermudah distribusi hasil pertanian dari wilayah selatan Garut ke kota.

0 Komentar