P2RW Kota Sukabumi Diganti Program Padat Karya

Istimewa
Nuke Nurul Aini Lurah Warudoyong
0 Komentar

SUKABUMI,SUKABUMI.JABAREKSPRES.COM – Kelurahan/Kecamatan Warudoyong Kota Sukabumi tidak lagi melanjutkan program Program Pemberdayaan Rukun Warga (P2RW) tahun ini. Sebagai gantinya, pemerintah kelurahan mengimplementasikan program Padat Karya yang lebih menekankan pada kegiatan pemeliharaan dan kebersihan lingkungan, ketimbang pembangunan fisik infrastruktur baru.

Lurah Warudoyong, Nuke Nurul Aini, menyampaikan orientasi program tahun ini diarahkan merawat fasilitas yang sudah ada serta mendukung pengadaan alat-alat kebersihan di lingkungan masyarakat. Kebijakan tersebut merupakan bagian dari penyesuaian kebijakan kelurahan dalam masa pemerintahan Wali Kota Ayep Zaki dan Wakil Wali Kota Bobby Maulana. “Berbeda dengan sebelumnya, sekarang tidak ada pembangunan baru lewat P2RW. Program yang berjalan lebih kepada perawatan dan kegiatan kebersihan. Bidang pemberdayaan masih tetap ada dan didanai melalui Dana Kelurahan yang bersumber dari Dana Alokasi Umum (DAU),” kata Nuke kepada wartawan, belum lama ini.

Menurut Nuke, pelaksanaan program Padat Karya ini masih menunggu petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis resmi dari Pemkot Sukabumi. Namun, secara prinsip konsep dasarnya telah dikonsultasikan dan dikoordinasikan dengan sejumlah instansi teknis seperti Bagian Tata Pemerintahan (Tapem), Inspektorat, Dinas PU, dan Bappeda Kota Sukabumi.

Baca Juga:Lima Masalah Mendesak Segera Ditangani oleh Pemkot SukabumiWakil Rakyat Kritik Kuota Penambahan Rombel, Kebijakannya Dinilai Tidak Relevan

Program ini direncanakan akan mulai berjalan setelah penetapan APBD perubahan 2025 atau sekitar Oktober-Desember. “Masyarakat perlu memahami bahwa tidak akan ada proyek fisik baru seperti jalan lingkungan atau drainase. Tapi akan dilakukan perbaikan atau pemeliharaan terhadap fasilitas yang sudah ada, sesuai kondisi di lapangan,” tegasnya.

Meski tidak ada pembangunan baru dari program kelurahan, kegiatan pemberdayaan seperti Jumat Bersih (Jumsih) dan Sapa Warga tetap dilanjutkan. Dalam kegiatan tersebut, lurah dan perangkatnya tetap aktif turun ke masyarakat, sekaligus mensosialisasikan perubahan program dari P2RW ke Padat Karya. “Kami manfaatkan momentum Sapa Warga untuk menjelaskan program Padat Karya ini kepada warga, agar tidak ada kesalahpahaman,” ujar Nuke.

Selain itu, terkait usulan pembangunan dari warga, kini diarahkan melalui forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) yang dilaksanakan setiap tahun. Usulan tersebut nantinya akan dieksekusi perangkat daerah terkait, bukan lagi langsung dikerjakan melalui program kelurahan seperti P2RW.

0 Komentar