Mahasiswa Ancam Laporkan Wali Kota Sukabumi

Istimewa
Akmal Fajriansyah Aktivis Mahasiswa
0 Komentar

SUKABUMI,SUKABUMI.JABAREKSPRES.COM – Kalangan mahasiswa yang menyoroti pernyataan kontroversial Wali Kota Sukabumi Ayep Zaki terkait kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD). Bahkan, mahasiswa mengancam akan menempuh jalur hukum apabila terbukti ada unsur kebohongan publik dalam pernyataan yang disampaikan wali kota.

Salah seorang aktivis mahasiswa, Akmal Fajriansyah, mengaku saat ini tengah mengumpulkan bukti pendukung yang cukup untuk dijadikan dasar laporan ke aparat penegak hukum. Menurutnya, pernyataan wali kota mengenai ketidakmampuan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) berkontribusi terhadap PAD patut dipertanyakan dan berpotensi menyesatkan publik.

“Terkait pelaporan kepada aparat hukum, kami masih memerlukan barang bukti lainnya untuk memenuhi unsur alat bukti. Kalau memang sudah terkumpul secara penuh, kami akan melakukan pelaporan kepada aparat penegak hukum,” tegas Akmal kepada wartawan, kemarin (16/7).

Baca Juga:Mendorong Kemajuan Dunia Olahraga, Pemkot Sukabumi Jalin Komunikasi Strategis dengan KemenporaEdukasi Bahaya Listrik & PLN Mobile: PLN Ajak Warga Kenali Listrik Lebih Dekat

Akmal menegaskan, tidak ada satu pun warga negara Indonesia yang kebal hukum, termasuk kepala daerah. Ia pun mendesak agar wali kota berhati-hati menyampaikan pernyataan kepada publik agar tidak menimbulkan kegaduhan maupun disinformasi yang bisa mencederai kepercayaan masyarakat. “Tidak ada istilah kebal hukum di negara ini. Semua sama di mata hukum. Oleh sebab itu, seorang kepala daerah harus mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam setiap pernyataannya,” ujarnya.

Dalam penilaiannya secara pribadi, Akmal menyatakan bahwa apabila benar terbukti wali kota memberikan pernyataan yang menyesatkan atau tidak sesuai fakta mengenai PAD, maka sudah sepantasnya jabatan tersebut ditanggalkan.

“Dari saya pribadi, jika memang terbukti wali kota seperti itu, menurut saya tidak layak menjabat. Alangkah lebih baik beliau menjadi warga biasa saja. Karena ketika seseorang menjadi wali kota, ia harus berani menderita demi rakyat, seperti yang banyak dikatakan para filsuf,” tandasnya. (mg5)

0 Komentar