SUKABUMI – Prestasi membanggakan kembali datang dari anak muda asal Kota Sukabumi. M Rakan Bagus (22), berhasil menorehkan prestasi tingkat nasional dengan menjadi juara Delta Force National Championship (DNFC) 2025, salah satu ajang bergengsi e-Sports di Indonesia.
Rakan yang tergabung dalam tim RRQx7SINS, sukses menumbangkan tim Alter Ego di babak Grand Final dengan skor 2–1 untuk kategori Mobile. Kemenangan ini sekaligus mengantarkannya sebagai salah satu atlet e-Sports terbaik di tanah air.
Ayah Rakan, Danny Ramdhani, mengaku sangat bangga dan bersyukur atas pencapaian yang diraih anak sulungnya tersebut. “Alhamdulillah, tentu saya sebagai orangtuanya bangga dan bersyukur atas capaian ini. Di balik prestasi Rakan, ada pesan moral dan nilai yang kami tanamkan kepadanya sejak kecil,” ujar Danny saat ditemui awak media.
Baca Juga:Kenalkan Inovasi 'Moci Legit', Dipaparkan di Ruang Terbuka Publik Jawa BaratFKSS Berperan Bangun Daerah yang Sehat
Menurut Danny, sejak kecil Rakan memang menunjukkan ketertarikan pada dunia game. “Genre-nya memang game perang. Dia suka main PUBG, Counter Strike, Call of Duty, dan sekarang Delta Force,” tuturnya.
Rakan kini tercatat sebagai calon wisudawan S1 Ilmu Komputer di Telkom University yang akan diwisuda pada 27 November mendatang. Bakatnya di dunia e-Sports sudah tampak sejak duduk di bangku SMA. Saat masih bersekolah di SMAN 1 Kota Sukabumi, Rakan kerap mengikuti turnamen e-Sports dan membawa nama sekolahnya.
“Ketika lulus SMA, dia langsung dikontrak oleh klub e-Sports GRIMZ untuk game PUBG. Sejak itu, Rakan resmi tercatat sebagai atlet e-Sports di Kota dan Kabupaten Sukabumi,” jelas Danny.
Kecintaan Rakan terhadap dunia game rupanya sudah dimulai sejak usia sangat dini. “Dia sudah pegang joystick sejak usia dua tahun. Saya sendiri memang gemar main game di PC, PlayStation, dan XBOX. Jadi saya berusaha menyalurkan hobinya, tapi tetap menanamkan nilai tanggung jawab dan keseimbangan hidup,” tambahnya.
Sebagai orangtua, Danny mengaku selalu berusaha menjadi figur yang “kekinian”, mengikuti perkembangan zaman agar bisa dekat dengan anak. Ia menerapkan rumus dua jam untuk membentuk kedisiplinan anaknya: dua jam belajar dan dua jam bermain.
