WARUNGKIARA – Hujan deras berintensitas tinggi yang mengguyur wilayah Kecamatan Warungkiara, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, memicu terjadinya bencana tanah longsor yang menutup akses jalan utama menuju lima desa, Senin (15/12/2025). Akibat kejadian tersebut, aktivitas warga serta arus transportasi antar desa lumpuh sementara.
Longsor dilaporkan terjadi di sejumlah titik ruas jalan yang menghubungkan Desa Sirnajaya, Desa Bantarkalong, Desa Hegarmanah, Desa Tarisi, dan Desa Mekarjaya. Material tanah bercampur lumpur serta pepohonan menutupi badan jalan, sehingga kendaraan roda dua maupun roda empat tidak dapat melintas.
Anggota TNI Koramil 2203/Warungkiara, Agus Ramdani, mengatakan longsor terparah terjadi di dua titik utama. Salah satunya berada di ruas Jalan Sirnajaya. “Untuk ruas Jalan Sirnajaya, material longsor menutup badan jalan dengan panjang kurang lebih 10 hingga 15 meter,” ujar Agus.
Baca Juga:Bupati Imbau DPC FKTD Bisa Bersinergi dengan Pemkab SukabumiPemkab Gelar Festival Eksplorasi Pariwisata di Objek Wisata Cinumpang
Selain itu, longsor juga terjadi di jalan utama selepas Jembatan Cilalay, tepatnya di wilayah Desa Bantarkalong. “Di Bantarkalong, material longsor menutup badan jalan sekitar 25 meter, sehingga kendaraan sama sekali tidak bisa melintas,” tambahnya.
Akibat tertutupnya akses jalan tersebut, hubungan antar desa terputus. Warga terpaksa memanfaatkan jalur alternatif dengan kondisi terbatas dan rawan, terutama saat hujan turun kembali.
Saat ini, aparat TNI bersama pemerintah desa dan masyarakat setempat telah melakukan penanganan awal dengan membersihkan material longsor secara manual. Namun, upaya tersebut dinilai belum maksimal mengingat volume material yang cukup besar.
“Alat berat berupa beko sangat dibutuhkan di dua lokasi, yakni di ruas Jalan Sirnajaya dan Bantarkalong, karena material longsor cukup tebal dan sulit ditangani secara manual,” tegas Agus.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada laporan korban jiwa akibat peristiwa longsor tersebut. Meski demikian, warga diimbau untuk tetap meningkatkan kewaspadaan, mengingat cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi dan dapat memicu longsor susulan di wilayah rawan bencana. (SS)
