JL SILIWANGI – Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi menghadiri kegiatan Executive Breafing serta Deklarasi Komitmen Bersama Non-Diskriminasi HIV/AIDS DPC Konfederasi Serikat Buruh Muslimin Indonesia (K-Sarbumusi) Kota Sukabumi di salah satu hotel, kemarin (29/11). Kegiatan tersebut dilakukan untuk memperkokoh upaya penanganan HIV/AIDS di Kota Sukabumi dengan melibatkan elemen serikat buruh K-Sarbumusi.
Pada momen ini hadir Wakil Presiden K-Sarbumusi dan K-Sarbumusi Kota/Kabupaten Sukabumi.
“Acara ini berhubungan dengan pembahasan HIV/AIDS yang masih menjadi prioritas dalam penanganannya,” ujar Fahmi. Data selama periode Januari-Oktober 2021, kasus baru HIV di Kota Sukabumi mencapai 123 kasus. Dibandingkan dengan periode yang sama pada 2020, angkanya mengalami penurunan karena pada tahun lalu terdapat sebanyak 136 kasus.
“Mudah-mudahan hal ini karena sebagai bukti berbagai program edukasi dilaksanakan baik promotif, preventif dan kuratif dinikmati warga,” terang Fahmi.
Baca Juga:Zona Kuning Tersisa di 3 Kelurahan, Di Kota Sukabumi Sudah Tak Ada Zona Merah atau OranyeKonsep Smart City Solusi saat Pandemi Covid-19
Fahmi menegaskan, dari 123 kasus baru, sekitar 60 persen merupakan warga di luar Kota Sukabumi. Kebanyakan dari mereka memilih menjalani pengobatan di Kota Sukabumi karena lebih nyaman.
“Menjelang Hari AIDS Sedunia yang diperingati setiap 1 Desember, sahabat Sarbumusi memperkokoh penanganan HIV. Ini membuktikan bahwa penanganan HIV/ADIS tidak hanya dilakukan pemerintah semata atau KPA saja, tapi ada keterlibatan pihak lain, salah satunya Sarbumusi,” ungkap Fahmi.
Dukungan berbagai organisasi sangat penting. Pasalnya, pada 2030 ditargetkan zero kasus.
“Fokusnya pada penurunan angka kematian, kesembuhan, dan mencegah diskriminasi. Ini harus disosialisasikan. Kehadiran Sarbumusi dalam tentu dalam rangka percepatan penanganan sosialisasi dan edukasi terkait HIV/AIDS,” pungkasnya. (rls)