CISOLOK – Puluhan petani penggarap eks lahan hak guna usaha (HGU) PT Tybar di Kecamatan Cisolok Kabupaten Sukabumi melakukan aksi jalan kaki ke Istana Kepresidenan Jakarta, kemarin (26/1). Mereka berniat akan menemui Presiden Joko Widodo untuk mengadukan nasibnya.
Petani penggarap asal Desa Gunung Karamat ini akan meminta pengembalian hak garap lahan yang kini dikuasai PT Bumi Sukses Indonesia (BMI).
“Kami warga Desa Gunung Karamat akan menyampaikan aspirasi. Kami telah mendapatkan surat pelepasan hak eks HGU dari PT Tybar seluas 292 hektare pada tahun 2012,” ungkap Agus Sugeng (60), petani penggarap sekaligus koordinator aksi, kemarin.
Dari luasan lahan itu, kata Agus, sekitar 65 hektare sudah mendapatkan legalitas berupa sertifikat Prona. Namun, kenyataannya, lahan tetap dirampas PT BMI yang kini sudah melakukan aktivitas penanaman pohon. “Termasuk juga tanah yang sudah bersertifikat juga ditanami pohon pinus oleh PT BMI,” tuturnya.
Baca Juga:Dinsos Tangani PPKS di Ruas Jalan ProtokolWarga Baros Ingin Bangunan SMA
Karena itu, kata Agus, sebanyak 23 eks petani penggarap PT Tybar melakukan aksi longmarch. Meminta kejelasan hukum langsung dari orang nomor satu di Indonesia atas tanah yang telah diberikan SPH tersebut.
“Saat ini petani penggarap lahan eks HGU PT Tybar kebingungan karena tanah yang telah lama dikelola sekarang sudah ditanami pinus oleh orang lain,” tegasnya.
Sebelum melakukan aksi longmarch, para petani penggarap telah melakukan upaya mediasi guna menyelesaikan permasalah hak garap tersebut. Namun langkah yang diambil tidak membuahkan hasil hingga saat ini.
Maka dari itu, aksi jalan kaki yang dimulai dari Desa Gunung Karamat menjadi opsi terakhir. Harapannya, keputusan pengembalian hak atas SPN bisa dikeluarkan apabila bertemu langsung dengan Presiden.
Diperkirakan, puluhan petani penggarap tersebut tiba di Istana Kepresidenan Jakarta dalam waktu dua hari. Mereka melakukan aksi long march sambil membentangkan spanduk dan membawa sejumlah atribut. (mg1)