JL PAJAGALAN – Perayaan Cap Go Meh di Kota Sukabumi belum bisa dipastikan akan digelar. Pasalnya, hingga saat ini belum ada rekomendasi dari pemerintah setelah karena masih melihat perkembangan kasus covid-19 terutama varian Omicron yang sekarang merebak.
“Kami masih menunggu rekomendasi dari pemerintah. Tentu kami akan mengikuti anjuran pemerintah karena sekarang masih terjadi pandemi covid-19,” kata Humas Vihara Widhi Sakti, Arifin, kemarin (26/1).
Di Kota Sukabumi memang belum ditemukan kasus Omicron. Namun upaya antisipasi harus dilakukan seperti mencegah terjadinya kerumunan.
Cap Go Meh merupakan penutup perayaan Imlek atau Tahun Baru baru warga Tionghoa. Arifin menuturkan, tahun lalu, perayaan Cap Go Meh batal digelar mengingat pandemi covid-19 sedang puncak-puncaknya. “Jika tahun ini batal, berarti kita absen dua kali merayakan Cap Go Meh,” ujarnya.
Baca Juga:Jalan Kaki ke Istana Presiden, Petani Penggarap Eks Lahan HGU Adukan NasibDinsos Tangani PPKS di Ruas Jalan Protokol
Pada perayaan Cap Go Meh biasanya akan dimeriahkan dengan berbagai penampilan yang menjadi ciri khas. Misalnya kesenian Barongsai dan lainnya.
Arifin mengaku, tahun ini perayaan Imlek pun akan dilakukan pembatasan jumlah jemaat. Kapasitas vihara akan dibatasi hingga 50 persen.
“Kapasitas kita bisa menampung 100 orang. Selama pandemi kita batasi hanya 50 orang atau setengahnya. Kami ikuti anjuran pemerintah mengantisipasi penyebaran covid-19 di lingkungan vihara agar tidak terjadi kerumunan,” jelasnya.
Arifin memastikan meskipun dengan berbagai pembatasan, tetapi tidak akan mengurangi kekhidmatan merayakan Imlek bagi warga Tionghoa. Menjelang Imlek, Viraha Widhi Sakti sedang berbenah dengan cara membersihkan seluruh bangunan vihara karena nanti akan digunakan ibadah warga Tionghoa. “Sejak sebulan sebelum Imlek kita sudah membersihkan vihara. Ini untuk kenyamanan saat beribadah nanti,” pungkasnya. (ist)