JL VETERAN – Tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di Kota Sukabumi terbilang rendah. Hal itu terjadi lantaran risiko rawat inap pasien Omicron dinilai tidak lebih tinggi pada fase Delta.
“BOR di rumah sakit yang ada di Kota Sukabumi masih terkendali,” ujar Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Percepatan (STPP) Covid-19 Kota Sukabumi, Wahyu Handriana, ditemui di Gedung Juang 45 Kota Sukabumi, kemarin (9/3).
Wahyu menjelaskan, dari sebanyak 341 tempat tidur yang disediakan di enam rumah sakit, hanya terisi sekitar 65 tempat tidur. Sehingga angka BOR berada di kisaran 26 persen. “Rata-rata pasien yang menjalani isolasi di rumah sakit tidak menggunakan alat bantu pernapasan karena kondisinya cukup ringan,” terangnya.
Baca Juga:Permasalahan PMI Masih Kerap TerjadiPKB Sukabumi Semakin Optimis
Angka kasus aktif konfirmasi covid-19 Kota Sukabumi saat ini pun sudah mulai melandai.
Sebelumnya berada di angka sekitar 150 sampai 200 kasus per hari, saat ini angkanya sudah berada di bawah 50 kasus per hari. “Kasusnya sudah mulai melandai dan membaik,” sebutnya.
Berdasarkan data, hingga kemarin (9/3), total kasus yang terdata berjumlah 2.847 pasien. Dari jumlah tersebut, sebanyak 2.502 orang sudah dinyatakan sembuh, 339 orang masih menjalani isolasi, dan 6 pasien meninggal dunia. “Hari ini (kemarin) ada penambahan 34 kasus,” pungkasnya.
Berdasarkan Inmendagri Nomor 15/2022, Kota Sukabumi saat ini berada pada PPKM level 3. Pada periode sebelumnya, Kota Sukabumi berada pada PPKM level 4. “Mudah-mudahan aktivitas publik juga bisa lebih terbuka dengan turun ke level 3,” kata Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi, kepada wartawan, kemari (9/3).
Dengan kondisi saat ini, sebut Fahmi, kawasan Lapang Merdeka dan Alun-alun Kota Sukabumi kembali dibuka untuk umum. Hanya, pada akhir pekan, terutama Minggu, kawasan yang jadi ikon baru di Kota Sukabumi itu akan ditutup sementara.
“Fasilitas publik sudah dibuka. Lapang Merdeka dan Alun-alun sudah kita buka sejak Senin. Sudah boleh berolahraga lagi. Namun setiap Minggu tetap akan kita tutup,” ujarnya.
Pun pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT), sebut Fahmi, sudah bisa dilaksanakan kembali.