CIKOLE – Ruas Jalan Ir H Juanda atau dikenal Dago di Kota Sukabumi menjadi ‘lautan biru’. Para mahasiswa tergabung dalam Keluarga Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sukabumi (Ummi) yang mengenakan jas almamater berwarna biru berunjuk rasa ke gedung DPRD Kota Sukabumi, kemarin (11/4).
Mereka menyuarakan berbagai tuntutan terkait kelangkaan minyak goreng, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), menolak kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN), dan tuntutan menuntaskan reforma agraria.
Sebelum tiba di Gedung DPRD, mereka long march dari kampus di Jalan R Syamsudin dengan pengawalan anggota Polres Sukabumi Kota. Tiba di lokasi, perwakilan mahasiswa melakukan orasi. Di tengah-tengah orasi, sempat terjadi aksi dorong antara mahasiswa dengan aparat keamanan. Namun aksi tak berlangsung lama.
Baca Juga:Kelurahan Cikundul Hadirkan Warung Sabtu BerkahSekjen GNIJ, Tokoh Masyarakat di 14 Provinsi Telah Mendeklarasikan Ridwan Kamil Presiden
Presiden Mahasiswa BEM UMMI, Agung Maulana, mengatakan aksi unjuk rasa digelar sebagai bentuk kekecewaan terhadap kebijakan pemerintah. Apalagi, pemerintah menyatakan ada mafia terkait kelangkaan minyak goreng.
“Kami datang ke DPRD Kota Sukabumi untuk menanyakan sejauh mana kontroling mereka terhadap kelangkaan minyak goreng ataupun menjamin ketersediaan minyak goreng di Kota Sukabumi,” ujar Agung kepada wartawan.
Di tengah gejolak langkanya minyak goreng, kata Agung, masyarakat juga dihadapkan dengan naiknya harga Pertamax. Dengan naiknya BBM, fenomena yang terjadi akan berimbas terhadap berbagai komoditas lain yang juga naik. Para mahasiswa juga menuntut penyelesaian reforma agraria.
“Kami dari KM UMMI meminta kepada pemerintah khususnya eksekutif dan legislatif untuk konsen terhadap penyelesaian pandemi covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional (PEN),” pungkasnya.
Kapolres Sukabumi Kota, AKBP Sy Zainal Abidin, mengaku memberikan pelayanan terhadap seluruh komponen masyarakat yang akan melakukan kegiatan penyampaian pendapat di muka umum. Pada prinsipnya, polisi memberikan pelayanan yang sifatnya persuasif.
“Ketika kondisinya kondusif, kami juga akan melakukan kegiatan yang sama dan tindakan yang sama karena pada prinsipnya lebih mengedepankan kegiatan yang sifatnya persuasif,” imbuhnya.
Aksi berjalan dengan tertib dan damai. Selesai berunjuk rasa, para mahasiswa membubarkan diri dengan tertib. “Semuanya tidak ada permasalahan. Tidak ada kendala dan bisa kembali dalam keadaan aman dan tertib,” tandasnya. (mg2)