PALABUHANRATU – Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Sukabumi menyebut keberadaan nelayan berperan memajukan negeri. Tak hanya dari sisi ekonomi, tapi juga bisnis dan pemenuhan kebutuhan ikan di dalam dan luar negeri.
Ketua DPC HNSI Kabupaten Sukabumi, Dede Ola, mengatakan perayaan Hari Nelayan merupakan bentuk apresiasi atas perjuangan para nelayan yang begitu gigih mencari ikan di tengah laut demi memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Bahkan memiliki peranan sangat besar tanpa disadari.
“Nelayan selain sebagai mata pencaharian, juga menjadi ujung tombak bagi pengusaha ikan. Ikan juga memiliki protein serta gizi yang baik seperti Omega-9 yang dapat meningkatkan kecerdasan,” ujar Dede Ola di sela puncak acara syukuran Hari Nelayan ke-62 di Dermaga 2 Palabuhanratu Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (21/5).
Baca Juga:Pemancing Ikan Sidat Terjebak Banjir BandangBangli ‘Makan’ Jogging Track, Satpol PP Bongkar Paksa
Selain itu, kata Dede Ola, tradisi Hari Nelayan juga sebagai rasa syukur atas nikmat serta anugerah Tuhan. Sebab, tidak semua daerah memiliki laut dan potensi maritim yang baik seperti di perairan Teluk Palabuhanratu.
“Jadi tidak semua wilayah bisa melaksanakan Hari Nelayan. Artinya, kita harus bisa memanfaatkan kegiatan ini baik untuk mendongkrak ekonomi maupun ajang promosi pariwisata maupun kebudayaan,” tuturnya.
HNSI telah menyampaikan beberapa keluhan nelayan kepada lintas instansi di pemerintahan. Di antaranya membahas sejumlah regulasi yang menjadi kontroversi.
Tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan para nelayan. Upaya ini guna memperlihatkan kepada pemerintah pusat yang memiliki kebijakan penuh bahwa nelayan telah memberikan kontribusi baik secara finansial maupun secara gizi.
“Jadi mohon kebijakan dan toleransinya untuk tidak terlalu ketat lagi mengatur kebijakan pengelolaan dan usaha perikanan di laut kita,” tuturnya.
Kegiatan Hari Nelayan sempat tak dapat diselenggarakan selama dua tahun akibat pandemi covid-19. Tahun ini bisa kembali digelar meskipun dilaksanakan mendadak lantaran sempat mengalami ketidakpastian kebijakan dan anggaran. (mg1)