CICURUG – Kasus penyakit Tuberkulosis (TBC) di wilayah kerja Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Cicurug, mengalami peningkatan. Berdasarkan data yang tercatat, dari awal Januari sampai Mei 2022 kemarin, terdapat 108 warga yang terindikasi TBC. Dari jumlah sebanyak itu, 34 warga dinyatakan terjangkit penyakit tersebut.
Kepala Puskesmas Cicurug, dr. Nina Suminarsih mengatakan, kasus TBC tahun ini jika dibandingkan tahun lalu. Terhitung awal Januari sampai Desember 2021 berdasarkan data hasil pemeriksaan sputum dahak ada 630 kasus yang terduga mengidap TBC dan hasil yang didapatkan sebanyak 106 kasus yang positif.
“Jika dibandingkan dengan periode yang sama dengan tahun sebelumnya, kasus TBC tahun ini mengalami peningkatan meskipun tak signifikan,” kata dr Nina Suminarsih kepada Radar Sukabumi pada Rabu (22/06).
Baca Juga:Kasus TPPO Meningkat, Pelaku Gunakan Medsos untuk Gaet KorbanModus Bisnis Beras, Dua Pria di Cicurug Tipu Sahabat Dekat Puluhan Juta
Mayoritas warga yang terserang panyakit TBC itu karena berbagai faktor. Diantaranya ekonomi kurang, sehingga kekurangan asupan bergizi, tinggal di rumah yang tak memperhatikan kebersihan lingkungan atau PHBS. “Selain itu, ada juga satu rumah dihuni oleh banyak orang serta kekurangan ventilasi udara. Nah, ini juga menjadi salah satu penyebabnya,” ujarnya.
Meski trafik kasus penyakit TBC tahun ini, mengalami sedikit peningkatakan. Namun, untuk awal Januari sampai akhir Mei 2022 kemarin, petugas Puskesmas Cicurug tak menemukan warga yang meninggal dunia akibat penyakit ini. “Nah, kalau sepanjang 2021 ada tiga warga yang meninggal dunia akibat terserang penyakit TBC,” paparnya.
Ia menilai, penyakit TBC apabila tak dilakukan penanganan dengan cepat, maka dapat mengakibatkan penularan, serta jika tak diobati secara rutin akan semakin parah sehingga bisa menimbulkan kematian. “Apabila tak ditangani secepatnya, dikhawatirkan penderita akan semakin bertambah dan bisa menularkan kepada yang lainnya,” pungkasnya. (IST)