CIKAKAK – Merebaknya wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) di sejumlah wilayah Kabupaten Sukabumi menyebabkan tingkat penjualan hewan kurban lesu, terutama sapi. Satu di antaranya di peternakan di Kampung Cimaja Girang RT 01/03, Desa Cimaja, Kecamatan Cikakak.
“Dibandingkan Iduladha tahun lalu, tahun ini penjualan sapi cenderung turun,” kata pemilik peternakan, Isep Ismail Mustaqim, kemarin (26/6).
Berbanding terbalik dengan sapi, kata Isep, saat ini tak sedikit masyarakat yang memilih membeli kerbau. Kondisi itu kemungkinan dampak PMK yang banyak menyerang sapi. “Mungkin seperti itu, kan selama ini yang banyak terjangkit PMK itu sapi,” jelasnya.
Baca Juga:Bencana Hidrometeorologi di Sukabumi Terus TerjadiWali Kota Sukabumi Titipkan Banyak Pesan kepada Calon Haji
Isep menyebutkan dua bulan terakhir, hewan kurban yang sudah laku terjual di antaranya 31 ekor sapi, 37 ekor kerbau, dan 83 ekor domba. Hingga saat ini atau lebih kurang dua pekan menjelang Iduladha, pesanan masih terus berdatangan, terutama kerbau.
Sementara menjelang Iduladha tahun lalu, kata Isep, ia mampu menjual sebanyak 78 ekor sapi dan kerbau serta 100 ekor lebih domba. Secara omset, kata Isep, tidak terlalu terdampak signifikan. Dampak PMK yang hanya pada jumlah penjualan.
“Kami rutin setiap seminggu sekali selalu dicek kesehatan dari Dinas Peternakan. Jadi ketika ditawarkan ke masyarakat juga pada percaya kalau kualitas hewan ternak di sini sehat semua,” tuturnya.
Ia mengaku peternakannya sudah tidak mendapat kiriman sapi dari luar daerah sejak dua bulan lalu. Selain karena sulitnya distribusi lantaran ketatnya regulasi akibat wabah PMK, lesunya penjualan untuk hewan jenis tersebut menjadi pertimbangan lain dihentikannya pengiriman. “Biasanya saya dapat kiriman sapi dari Yogyakarta dan Klaten. Kalau kerbau kita beli dari peternak lokal di sekitar sini saja,” paparnya. (mg1)