Kepintaran dan Taat Agama Tidak Penting untuk Pemilih, Saiful Mujani: Terpenting Dekat dengan Rakyat

Kepintaran dan Taat Agama Tidak Penting untuk Pemilih, Saiful Mujani: Terpenting Dekat dengan Rakyat
0 Komentar

JAKARTA – Menuju Perayaan Pemilu 2024, Ilmuan Politik Prof Saiful Mujani menggambarkan kedekatan dengan rakyat sebagai kriteria terpenting bagi publik untuk tokoh-tokoh politik.

Hal tersebut disampaikan Saiful Mujani pada kanal YouTube SMRC TV, Kamis, (08/12/2022) dalam program Bedah Politik bertajuk “Apakah Pemimpin Pintar Penting bagi Publik?”.

Menurut Saiful, persepsi publik atas tokoh atau elite partai politik adalah salah satu cara memahami hubungan antara pemilih dan partai politik. Saiful menjelaskan, dalam studi ini, penilaian masyarakat pemilih terhadap tokoh-tokoh partai biasanya menggunakan beberapa kriteria tentang kualitas tokoh atau elite politik.

Baca Juga:DPRD Paripurna Penyempurnaan dan Penyesuaian Hasil Evaluasi GubernurUMK Sukabumi Naik 7.2 Persen

Di antara yang sering dipakai adalah empati dan care, kata Saiful. Seberapa care tokoh-tokoh tersebut terhadap rakyat.

“Biasanya konsep care dan peduli tersebut diterjemahkan dengan dekat dengan rakyat,” ujar Saiful.

Kriteria kedua menurut Saiful, integritas. Hal ini diterjemahkan dalam seberapa bersih politisi dari korupsi. Sementara ketiga, seberapa taat dalam beragama.

“Dalam konteks Indonesia, menurut Saiful, agama masih sangat penting dan sering masuk dalam analisis faktor yang berpengaruh pada pemilih,” lanjutnya.

“Kriteria keempat berkaitan dengan kompetensi. Kompetensi diterjemahkan dalam kepintaran, berwawasan luas, bisa mengatasi masalah, dan sebagainya,” sambung dia.

Dalam survei nasional SMRC pada November 2022, kriteria yang paling penting tokoh partai politik di mata publik, tokoh partai politik itu dipersepsi dekat dengan rakyat.

Terdapat 37 persen yang menyatakan kriteria paling penting dari tokoh politik adalah dekat dengan rakyat. “Kriteria terpenting kedua adalah bersih dari korupsi, 26 persen. Taat pada agama 16 persen. Sementara pintar atau berwawasan luas 14 persen,” tukasnya

Baca Juga:KORMI Gelar Muscab untuk Pemilihan Ketua BaruOknum Calon Penumpang Kereta Api Rusak Loket Stasiun Sukabumi

Dari data ini, Saiful menyimpulkan aspek kepintaran dan taat agama tidak begitu penting di mata pemilih. Yang terpenting adalah dekat dengan rakyat dan bersih dari korupsi. Dua aspek ini dinilai paling penting oleh 63 persen pemilih.

“Itu (dekat dengan rakyat dan bersih dari korupsi) adalah modal yang paling penting kalau seorang politisi mau mendapatkan pengaruh di dalam masyarakat. Setidak-tidaknya warga memiliki gambaran bahwa orang ini punya kepedulian pada masyarakat dan memiliki integritas atau bersih dan tidak punya track record korupsi,” papar Saiful.

0 Komentar