“Potensi perempuan itu antara lain dari menulis, dan menerbitkan karya mereka ke publik. Kita akan mendorongnya melalui pelatihan atau diskusi kepenulisan yang intens, terutama dari kampus,” ujar alumni kampus UMMI.
Diskusi yang dipandu Nenden Hendarsih ini bermuara pada pentingnya menggali potensi yang dimiliki setiap orang dalam bidang kepenulisan. Nenden yang telah menerbitkan sejumlah buku tunggal ini turut memotivasi sahabat literasi Sukabumi saat memenuhi Muhammadiyah Corner.
Rembuk ide hingga jelang Maghrib ini beralas gairah agar minat pada dunia kepenulisan makin menebalkan proses kreatif di kota berpenduduk 321.097 jiwa (http://perkotaan.bpiw.pu.go.id) itu.
Baca Juga:Fahmi Dinobatkan Sebagai Kepala Daerah Peduli BaznasLima Desa Teken MoU dengan PT. Semen Jawa dan Tambang Semen Sukabumi
Merespons Puspa salah seorang peserta, saya menegasi pentingnya menjaga mood setiap kali seseorang mendapat ruang atau gagasan yang melintasi benaknya. “Merawat mood, dan ide itu dengan segera menyusun outlinenya sebanyak apa yang dapat dituliskan.”
Sebagai bagian dari keterampilan berbahasa menulis memerlukan latihan dan proses yang berkesinambungan. Proses kreatif ini dapat tumbuh dari diskusi, curah gagasan, dan pantang mundur menuangkannya dalam wujud tulisan.
“Tulisan yang baik adalah tulisan yang dimulai.” Simpulan selama dari samuh kemarin: tulis, menulis, dan menulislah parapuan… (*)