Potensi Bencana Meningkat di Akhir Tahun, BPBD Gencarkan Layanan Edukasi dan Mitigasi Kultural

Potensi Bencana Meningkat di Akhir Tahun, BPBD Gencarkan Layanan Edukasi dan Mitigasi Kultural
0 Komentar

SUKABUMI – BPBD Kota Sukabumi menggencarkan layanan edukasi dan mitigasi kultural di lingkungan masyarakat. Langkah itu dilakukan menyusul tren meningkatnya potensi kebencanaan menjelang akhir tahun.

Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Sukabumi, Zulkarnain Barhami, mengatakan di skala kelurahan sosialisasi bencana dilaksanakan di Kelurahan Cibeureum Hilir, Cikundul, Jayamekar, Cikole, Tipar, dan Subangjaya. Sedangkan di lingkungan sekolah dilaksanakan di SDIT Insani, SDIT Andalusia, SDIT Quran Attartiil, SMAN 1, SMA Mardiyuana, SDIT Azkia 1 dan 2, dan satu BUMN yaitu BPJS Kesehatan.

“Jadi kita menyosialisasikan bencana di enam kelurahan, satu BUMN, dan tujuh lingkungan sekolah dengan menyasar 2 ribu orang lebih,” ujar Zulkarnain, kemarin (20/12).

Baca Juga:Polres Sukabumi Kota Respons Cepat Info Bentrokan Geng MotorStoomwalls Gilas Ribuan Botol Miras di Mako Polres Sukabumi

Di tingkat kelurahan, kata Zulkarnain, pihaknya mengenalkan pola menyusun rencana kontijensi bencana pada satuan terkecil keluarga serta RT dan RW. Mereka diminta menyepakati bencana prioritas yang harus ditangani dari awal, skenario kejadian, lokasi evakuasi, dan penetapan tim darurat dibentuk lalu disimulasikan.

“Hasil risiko yang diperoleh kesepakatan nantinya dibuatkan rencana aksi mitigasi dan darurat dengan keterlibatan semua pihak,” jelasnya.

Di lingkungan BUMN, BPBD Kota Sukabumi melaksanakan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3) sekaligus simulasi gempa.

“Jadi K3 dalam gedung perkantoran perlu menjadi perhatian, khususnya jika terjadi sebuah bencana seperti gempa, kebakaran, maupun bencana lainnya,” ungkapnya.

Untuk kondisi kantor yang di kawasan rawan seperti gempa, ia menyarankan wajib memiliki SOP, rencana pengembangan lingkungan kerja yang adaptif bancana seperti titik kumpul tanda bahaya, peringatan dini, perlengkapan darurat, serta bangunan tertentu aman bencana, dan upaya budaya kultural seperti penguatan kompetensi karyawan dalam bencana, melakukan latihan dan update informasi kebencanaan.

“Ini untuk menghindari potensi karyawan terdampak bencana terjadi seperti gempa maupun banjir, longsor, dan bencana ikutannya seperti kebakaran,” ungkapnya.

Di lingkungan sekolah, sambung Zulkarnain, pihaknya mengajak sekolah untuk menerapkan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) yang terdiri dari Tripilar Sekolah Aman Bencana yaitu fasilitas, manajemen, dan sarana prasarana yang ramah bencana sesuai beleid Permendikbud nomor 33/2019 tentang Penyelenggaraan Satuan Pendidikan Aman Bencana.

0 Komentar