CITAMIANG,SUKABUMIEKSPRES – Kecamatan Citamiang, Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Kecamatan Citamiang Kota Sukabumi digelar di GOR STIE PGRI, kemarin (31/1).
Kegiatan dihadiri Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi, Ketua TP PKK Kota Sukabumi Fitri Hayati Fahmi, Camat Citamiang Fajar Rajasa, para lurah se-Kecamatan Citamiang, dan elemen masyarakat.
“Musrenbang sangat penting sebagai perencanaan yang akan dilakukan pada 2024. Jadi, kegiatannya bukan hanya seremonial,” tegas Fahmi.
Baca Juga:Bulog akan Gelar SPHPPemkab Berharap Warga Miliki Sertifikat Sesuai Batas yang Ditetapkan
Musrenbang merupakan sarana bagi masyarakat menyampaikan aspirasi pembangunan berbasiskan kewilayahan. Karena itu Fahmi mengharapkan partisipasi masyarakat menyampaikan berbagai aspirasinya sehingga bisa menjadi bagian dari desain program pembangunan ke depan.
“Musrenbang harus didesain maksimal agar target pembangunan dapat dioptimalkan,” ujarnya.
Pada kesempatan itu Fahmi menyampailan capaian pembangunan di Kota Sukabumi sepanjang 2022. Ia bersyukur berbagai pembangunan masih bisa berjalan di tengah penanganan pandemi covid-19.
Fahmi menerangkan, laju pertumbuhan ekonomi selama 2020 mencapai -1,48 persen dan 2021 meningkat jadi 3,71 persen dan perkiraaan pada 2022 di atas 3 persen atau hitungan 5 persen. Selanjutnya tingkat pengangguran terbuka dari dua digit ke satu digit. Saat puncak pandemi covid-19, pada 2020 angka pengangguran sekitar 12,17 persen. Kemudian pada 2021 turun menjadi 10,78 persen, dan 2022 turun menjadi 8,83 persen.
Sementara Indek pembangunan manusia (IPM) trennya terus naik. Pada 2020 berkisar di angka 74,21, 2021 mencapai 74,60, dan pada 2022 mencapai 75,40.
“IPM itu menggambarkan indeks pendidikan, kesehatan, dan ekonomi,” tegasnya.
Sedangkan angka kemiskinan masih perlu diantisipasi. Saat ini masih berada di kisaran 8 persen. Targetnya bisa berada di kisaran 7 persen. “Semoga bisa diantisipasi selama 2023. Angka kemiskinan bisa terus turun,” tuturnya.
Ada 4 misi yang tercantum pada RPJMD 2018-2023. Fase pertama meliputi pendidikan, kesehatan, dan budaya. Fase kedua menyangkut sektor infrastruktur, fase ketiga meliputi ekonomi, dan fase keempat berhubungan dengan SDM, khususnya aparatur.
“Empat fase ini dituangkan ke dalam 15 program unggulan. Pada bidang kesehatan ada program Homecare, Ambulans Sigap, dan Puskesmas Klinik Sore. Berikutnya ada Rumah Singgah di Bandung, Udunan Online, aplikasi Super, penguatan keagamaan berupa gerakan salat subuh berjamaan dan Magrib Mengaji,” bebernya.