SUKABUMI EKSPRES – Akhir-akhir ini, Indonesia digegerkan dengan kasus sekolah di NTT (Nusa Tenggara Timur) yang harus masuk sekolah pukul 05.00. Jam masuk terlalu pagi ini sebelumnya tidak pernah terpikirkan sebelumnya.
Sekolah terlalu pagi di NTT ini tentunya bakal ada dampak yang dihasilkan kepada kesehatan anak. Lantas, apa saja dampak yang dihasilkan oleh jam masuk sekolah terlalu pagi ini pada anak?
Berikut dampak yang dihasilkan oleh sekolah terlalu pagi dilansir dari hellosehat.com:
Baca Juga:BTS Resmi Juara Paruh Musim Pro Futsal League 2022Lionel Messi Ungguli CR7 Dengan Mencatatkan Rekor Ini!
- Sulit Konsentrasi
Ketika kekurangan tidur, maka tubuh bakal lebih mudah merasa lelah sehingga sulit berkonsentrasi untuk belajar. Hal ini bisa mengakibatkan anak-anak bisa tertidur saat sedang belajar sebab dia tidak mampu menahan rasa kantuk. Jika hal ini terus dilanjutkan, maka bakal menyulitkan anak dalam menjalankan kewajibannya di sekolah dan bisa menurunkan juga prestasi di sekolah.
- Kelebihan Berat Badat (Obesitas)
Dikarenakan kekurangan tidur, anak yang kurang tidur bakal meningkatkan risiko obesitas atau kelebihan berat badan. Hal ini karena nafsu makan bakal meningkat dengan kebutuhan memakan makanan dengan kalori tinggi lebih tinggi saat kekurangan waktu tidur. Saat kurang tidur, anak bakal lebih sering ngemil atau porsi makan lebih banyak.
- Mengalami Gangguan Mental
Kurang tidur dapat meningkatkan risiko depresi dan gangguan kecemasan pada anak. Ini bakal sangat berbahaya, bahkan bisa meningkatkan risiko upaya bunuh diri pada anak karena mereka depresi dan insomnia. Selain itu, beberapa anak juga bisa mengalami gejala mirip ADHD, misalnya rewel dan hiperaktif.
- Berperilaku Menyimpang
Selain meningkatkan masalah mental pada anak, kurangnya waktu tidur bisa memicu perilaku menyimpang pada anak, seperti kebiasaan merokok, atau mengonsumsi narkoba.
- Tidak Mampu Bergerak Aktif
Dikarenakan kurang waktu tidur, membuat tenaga yang seharusnya diisi di malam hari tidak sempurna. Hal ini menyebabkan anak kurang semangat dalam menjalani hari-harinya sehingga terlihat lemas dan lesu.
- Kurang Waspada
Disaat konsentrasi anak berkurang, maka disanalah kewaspaan menurun. Hal ini bisa meningkatkan risiko bahaya, seperti kecelakaan, cidera, dan lain-lain.