Selain JMS, Sekte Sesat Dami Mission Jadi Sorotan Seiring Tayangnya Dokumenter In the Name of God: A Holy Betrayal

Selain JMS, dokumenter In the Name of God: A Holy Betrayal bongkar sekte sesat Dami Mission. Tangkap layar YouTube/KBS.
Selain JMS, dokumenter In the Name of God: A Holy Betrayal bongkar sekte sesat Dami Mission. Tangkap layar YouTube/KBS.
0 Komentar

SUKABUMI EKSPRES – Selain sekte sesat Jesus Morning Star atau JMS, serial Netflix dokumenter In the Name of God: A Holy Betrayal juga mengungkap beberapa sekte sesat Korea Selatan lainnya, slaah satunya adalah Dami Mission.

Seperti halnya JMS, sekte sesat Dami Mission sempat menghebohkan warga Korea Selatan pada tahun 1992 silam, kini menjasi dorotan sejak serial dokumenter In the Name of God: A Holy Betrayal tayang di Netflix.

Seperti diketahui bahwa serial dokumenter In the Name of God: A Holy Betrayal yang tayang di Netflix mulai Jumat, 3 Maret 2023 diangkat dari kisah nyata sekte sesat Korea Selatan seperti JMS dan Dami Mission.

Baca Juga:Potret Ammar Zoni Kenakan Baju Tahanan, Resmi Jadi Tersangka Kasus Penyalahgunaan Narkoba Jenis SabuSusul Sang Sopir, Ammar Zoni Diamankan Polisi Terkait Dugaan Penyalahgunaan Narkoba Jenis Sabu

Fakta kelam Dami Mission juga dinilai sangat memilukan, karena selain ritual keagamaan yang sesat, di dalam sekte itu juga membuat para jemaahnya meninggalkan pekerjaan, berhenti sekolah, hingga nekat mengaborsi janin dalam kandungan.

Pada program Kkokkomu milik SBS, Earth’s Largest Human Evaporation – Rapture 1992 dilaporkan bahwa ada sejumlah orang meninggal dunia karena melakukan ritual puasa selama 40 hari dari sekte sesat Dami Mission tersebut.

Jemaah dipengaruhi keyakinan bahwa puasa 40 hari berkaitan dengan Hari Pengangkatan yang diprediksi oleh seorang Pendeta di Korea Selatan. Namun justru hal itulah yang menyebabkan kematian dari sejumlah orang.

Dikutip Sukabumi.JabarEkspres.com dari SBS pada Sabtu, 11 Maret 2023, kemunculan dokumenter In the Name of God: A Holy Betrayal di Netflix merupakan karya sutradara Cho Sung Hyun.

Cho Sung Hyun bukan tanpa alasan membuat serial drama yang tayang di Netflix tersebut, ia meyakini bahwa hal tersbeut bisa membuka mata semua orang di dunia soal fakta kelam sekte sesat di Korea Selatan.

Selain itu, sejak ia muda, ia menemukan sejumlah orang di lingkungannya menjadi korban dari sekte sesat tersebut dan ia merasa miris.

Ia menilai bahwa sekte sesat itu tidak layak untuk bisa beroperasi secara bebas di Korea Selatan maupun di negara manapun.

Baca Juga:Dituding Cari Sensasi, Sutradara Dokumenter In the Name of God: A Holy Betrayal: Bukan untuk Hiburan!Tak Takut Ancaman Sekte Sesat, Sutradara Dokumenter In the Name of God: A Holy Betrayal Ungkap Hal Ini

Karena mereka tidak hanya melakukan ritual yang menyesatkan, praktik kekerasan seksual hingga pembunuhan pun tidka luput dari kegiatan mereka.

0 Komentar