PALABUHANRATU, UKABUMIEKSPRES– Warga Simpenan, Cerita berbau mistis di Pesisir Pantai Selatan Sukabumi selalu terdengar dari berbagai sumber, Kisah-kisah unik dan misterius diluar nalar seseorang pun sering terdengar, baik itu langsung dari yang mengalamiya sampai kabar angin semata yang beredar.
Salah satunya yaitu adanya suara kumandang sholawat yang sering terdengar di salah satu goa yang tak berpenghuni, Namanya Goa Batu Masigit yang terletak di Desa Sangrawayang, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi.
Percaya atau tidak, dari cerita warga sekitar di tempat yang ada di bibir pantai ini konon dari dalam goa sering terdengar lantunan sholawat. Padahal warga di sana mengetahui goa itu tak berpenghuni.
Baca Juga:Masyarakat Penuhi Alun-alun Palabuhanratu untuk Berburu TakjilKapolres Sukabumi mendapat apresiasi dari Lemkapi
Karena suara sholawat yang selalu terdengar itulah, warga akhirnya menyebut goa tersebut dengan sebutan Goa Batu Masigit. Nama ini diberikan karena sering terdengar suara seperti aktifitas keagamaan di dalam goa itu, bak sebuah masjid.
Warga setempat, Erik Krisnalan (50 tahun) mengatakan, di sekitar goa itu terdapat dua buah batu yang letaknya berdampingan.
“Menurut cerita sesepuh disini, batu-batu itu merupakan perwujudan dari dua orang puteri kembar,” kata Erik.
Namun ia tak menjelaskan lebih jauh asal usul kisah dua putri kembar itu, dia menyebut dua putri kembar itu bernama Kinasih dan Kenting Manik.
Terlepas dari kedua mitos tadi, lokasi Goa Batu Masigit ini kerap tersamarkan oleh kondisi alam sekitarnya. Sebab mulut goa yang hanya berukuran tubuh normal orang dewasa ini terletak diantara himpitan batu.
Keberadaannya semakin tidak jelas ketika permukaan air laut pasang. Empas ombak yang memecah diantara bebatuan, seolah-olah menjadi tameng yang menutupi keberadaan Goa Batu Masigit.
Konon, pada jaman dahulu kala, goa tersebut diketahui memiliki ukuran lubang yang cukup luas, Namun suatu ketika, entah karena faktor alam atau penyebab lainnya, salah satu batu yang berada tepat diatas mulut goa ambrol hingga akhirnya menutupi sebagian besar mulut goa. (MG3)