SUKABUMI,SUKABUMIEKSPRES – Pengelolaan Sampah Butuh Inovasi dan Kolaborasi, Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi menghadiri halal bihalal dan silaturahmi bersama petugas kebersihan dan pegawai Dinas Lingkungan Hidup (DLH), kemarin (11/5/2023).
Pada kesempatan itu, Fahmi mendorong peningkatan kinerja pengelolaan sampah dengan inovasi dan kolaborasi.
“Kegiatan ini rutin setelah selesai Ramadan untuk menguatkan kebersamaan dan silaturahmi,” ujar Fahmi, kemarin.
Baca Juga:Atlet Hoki Raih Medali Emas SEA GamePolres Sukabumi Kota Buru Buronan Penipuan dan Penggelapan Pajak
Fahmi tak memungkiri, volume sampah trennya terus meningkat, terutama saat Ramadan dan Idulfitri 1444 Hijriah. Namun di lapangan petugas melakukan percepatan penanganan. Terlebih, di tengah kondisi saat ini pasti lebih berat dibandingkan sebelumnya dengan jumlah penduduk bertambah maka sampah bertambah.
“Bahkan anak baru lahir pun dan lansia menyumbang sampah menggunakan pampers,” kata Fahmi.
Akibatnya, penanganan sampah harus berbeda dibandingkan sebelumnya. Artinya, penanganan tidak hanya dilakukan petugas DLH semata, tetapi harus melibatkan aparatur RT, RW, maupun karangtaruna agar bisa menekan volume sampah.
Khususnya mengatasi titik rawan timbunan sampah, nanti ada petugas RT dan RW yang harus ada kolaborasi tidak hanya DLH, tapi harus ajak elemen lainnya. Seiring penataan infrastrukrur pedestrian termasuk penataan sampah, Fahmi mengajak menguatkan komunikasi peran warga dan ada inovasi.
“Mari sama-sama tingkatkan pelayanan terbaik kepada warga,” ungkap Fahmi.
Terkini, penataan infrastruktur bersentuhan dengan titik penumpukan sampah seperti Jalan Bhayangkara, Veteran, dan Siliwangi. Penataan itu harus jadi kesempatan menata sampah dengan inovasi melibatkan RT/RW.
Kepala DLH Kota Sukabumi Asep Irawan mengatakan, pegawai di lingkup DLH mencapai sebanyak 470 orang terdiri atas 180 staf dinas dan sisanya petugas lapangan pejuang kebersihan.
Dalam momen ini juga dilakukan pemeriksaan kesehatan bekerja sama dengan Dinas Kesehatan untuk memeriksa petugas karena rentan kesehatan bekerja di lapangan terbuka dampak cuaca panas dan hujan.
Baca Juga:Gempur Peredaran Rokok Ilegal409 Jiwa Menderita akibat Bencana
“Setiap hari bergelut dengan sampah, jadi ada potensi kerentanan kena penyakit,” kata Asep. (rls)