Masalah harus endorse siapa atau pilih siapa nantinya, itu akan dilihat di akhir. Sebab Jokowi dalam berbagai kesempatan masih selalu mengatakan kondisinya belum jelas.
“Projo juga meskipun cenderung ke Prabowo ia juga mengatakan sekarang belum jelas semua. Sehingga masih perlu dibaca dalam kerangka yang lebih besar lagi,” jelas Sukri.
Bisa jadi juga kata Sukri, Jokowi masih ingin melihat yang mana paling cocok untuk meneruskan visi-nya. Erick adalah satu figur cawapres yang potensi.
Baca Juga:Berkinerja Baik Enam ASN Diganjar PenghargaanPemkab Sosialisasikan Peraturan Perundang-undangan Kepegawaian
Peluang keterpilihan Erick pun besar. Dalam salah satu hasil survei, dipasangkan dengan siapa pun ia selalu memenangkan pasangannya.
Jadi Erick adalah kandidat cawapres yang paling kuat saat ini. Jabatan BUMN dan PSSI menjadi modal kuat Erick yang memberikan efek elektoral.
“Terutama semangatnya dalam membesarkan PSSI, khususnya sepak bola Indonesia. Karena bola ini bisa diterima semua kalangan,” terang Dekan Fisip Unhas itu.
Sementara analis politik Unismuh, A Luhur Prianto menilai dukungan ganda Jokowi belum sampai dititik akhir. Termasuk upaya Jokowi memasangkan Prabowo-Erick. Sejauh ini, manuver yang dilakukan Jokowi merupakan bagian dari konsolidasi kekuatan di luar kepentingan PDIP dan Ganjar.
“Dalam kasus dukungan pada Prabowo-Erick, bisa menjadi strategi Jokowi untuk mengendalikan Cak Imin dan PKB,” kata Luhur.
Selama ini Cak Imin dan PKB merupakan kekuatan politik paling fleksibel, yang bisa diterima dan dibutuhkan semua poros koalisi. Tetapi dengan menghadirkan Erick Thohir sebagai kompetitor, maka Cak Imin dan PKB bisa menegosiasi ulang posisinya di Koalisi Gerindra-PKB.
Jokowi bisa mengatur posisi terbaik bagi Prabowo-Cak Imin. Meskipun tidak harus berpasangan di Pilpres.
Baca Juga:Arus Lalin di Cicurug Terhambat Gegara Sebuah Truk TergulingJajaran Pejabat Pemkab Sukabumi Ikuti Rakor Pengendalian Inflasi
Secara umum, kata Luhur, sekarang ini Jokowi sedang memainkan politik stick and carrot. Memberi kompensasi pada kekuatan yang mengikuti langkah-langkahnya, sekaligus akan menghukum kekuatan politik yang tidak tertib padanya.(*/fajar)