SUKABUMIEKSPRES— Figur perempuan dinilai strategis dalam politik. Keikutsertaan perempuan dalam mendesain strategi pemilu tak bisa dipandang sebelah mata. Dari tiga bakal calon presiden yang terkuat, hanya Anies Baswedan yang dikait-kaitkan dengan figur perempuan.
Ada tiga figur yang disebut-sebut diincar kubu Anies, di antaranya Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid (putri Gusdur), dan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.
BACA JUGA: Sudirman Said Klaim Anies Baswedan Banyak Dilirik Pentolan NU
Baca Juga:Puan Sambangi Kediaman Muhaimin di Widya ChandraRumah Pengamen di Sukabumi Diperbaiki Melalui Donasi Udunan Online
Kemunculan nama tokoh perempuan di bursa bakal calon wakil presiden (bacawapres) selalu menarik perhatian karena membawa warna berbeda. Selama ini keterlibatan capres atau cawapres perempuan sangat minim. Pencalonan selalu didominasi kaum laki-laki.
Satu-satunya tokoh perempuan yang pernah mencalonkan diri pada Pilpres hanya Megawati Soekarnoputri. Khofifah, Yenny, dan Susi juga dinilai potensial. Dari sisi karier, rekam jejak, kapasitas dan kapabilitas, ketiga tokoh perempuan ini sudah cukup teruji.
Analis politik Universitas Hasanuddin (Unhas) Gustiana A Kambo menilai figur-figur perempuan yang muncul saat ini bisa saja salah satunya akan menjadi cawapres.
BACA JUGA: Warganet Dukung Anies Berpasangan Susi di Pilpres 2024
Menurutnya, potensi pemilih perempuan sangat besar.Berdasarkan hasil Pleno KPU RI, Daftar Pemilih
Tetap (DPT) Indonesia yaitu pemilih laki-laki 101.467.243. Sementara pemilih perempuan 101.589.505 dengan jumlah pemilih Pemilu 2024 sebanyak 203.056.748.
Artinya pemilih perempuan lebih dominan. Jika ada figur menjadi representasi perempuan maka akan sangat kuat.
“Jadi kalau satu misalnya mengarah ke perempuan maka mungkin basis perempuannya agak kuat,” tuturnya, Rabu, 26 Juli.
Baca Juga:Elektabilitas Prabowo Subianto Tak Tergoyahkan di Posisi PuncakRekomendasi Merk Koper Terbaik yang Aman dan Tahan Banting
Menurut Gustiana, jika basis perempuan cenderung ke Khofifah, mungkin ia dianggap dapat membawa suara lebih banyak. Sebab, basis organisasi Khofifah dianggap kuat dan sudah dikenal massa.
Dia Gubernur Jatim dan tokoh muslimat NU.
“Jadi dia ibarat gadis cantik yang bisa diperbutkan,” kata Ketua Program Doktor Ilmu Politik Fisip Unhas itu.
Khofifah juga bisa mewakili pemilih NU. Namun, pertanyaannya kata Gustiana apakah ada yang mampu membujuk Khofifah masuk ke dalam calon mereka.