Karhutla Dominasi Bencana Selama September, Dimungkinkan Kondisi Kemarau Panjang

Karhutla Dominasi Bencana Selama September, Dimungkinkan Kondisi Kemarau Panjang
0 Komentar

SUKABUMI EKSPRES – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) mendominasi bencana di Kabupaten Sukabumi selama September. Kondisi itu dimungkinkan kemarau panjang yang terus terjadi sampai saat ini.

Berdasarkan data Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalops) BPBD Kabupaten Sukabumi, selama September terjadi sebanyak 54 kali bencana. Lebih dari separuhnya atau 35 kasus merupakan kejadian karhutla.

Manajer Pusdalops BPBD Kabupaten Sukabumi, Daeng Sutisna, menjelaskan rincian bencana selama September terdiri dari tanah longsor sebanyak 4 kali, angin kencang 6 kali, pergerakan tanah 2 kali, kekeringan 6 kali, dan karhutla 35 kali. Melihat datanya, dampak kemarau panjang menimbulkan jumlah kejadian bencana cukup tinggi.

Baca Juga:Pengimbasan Program Sekolah Penggerak untuk Kurikulum MerdekaBPBD Gencarkan Mitigasi Kebencanaan

“Tak hanya karhutla, kemarau panjang juga mengakibatkan terjadinya kekeringan. Berdasarkan laporan yang kami terima, selama September terjadi enam kali kekeringan,” kata Daeang dikutip dari akun resmi Instagram milik BPBD Kabupaten Sukabumi, kemarin (15/10).

Berbagai kejadian bencana selama September tersebar di 22 kecamatan. Paling banyak terjadi di Kecamatan Gunungpuyuh sebanyak 8 kejadian.

Kemudian di Kecamatan Ciracap 6 kejadian, Kabandungan 4 kejadian, Parakansalak 3 kejadian, Simpenan 3 kejadian, Parungkuda 3 kejadian, Kalapanunggal 3 kejadian, Cikembar 4 kejadian, Nagrak 3 kejadian, Ciemas 2 kejadian, Cisolok 2 kejadian, Palabuhanratu 2 kejadian, dan Cibadak 2 kejadian.

Sedangkan 1 kejadian masing-masing terjadi di Kecamatan Gegerbitung, Nyalindung, Jampangtengah, Purabaya, Cireunghas, Cikakak, Sukabumi, Cisaat, dan Sagaranten.

Bencana selama September mengakibatkan 3.637 kepala keluarga atau 10.158 jiwa menderita. Terdapat juga 2 kepala keluarga atau 6 jiwa yang mengungsi.

“Tidak ada warga yang mengalami luka ataupun meninggal dunia,” tegasnya.

Sedangkan dampak kerusakan terhadap bangunan meliputi dua rumah rusak ringan, 4 rumah rusak sedang, rumah terancam 8 unit, serta fasum dan fasos sebanayak 2 unit.

“Akibat kejadian bencana itu, nilai taksiran kerugian mencapai Rp716 juta,” pungkasnya. (ist)

0 Komentar