Thariqoh Shiddiqiyyah Bangun Pesantren di Cisolok Sukabumi

Thariqoh Shiddiqiyyah Bangun Pesantren di Cisolok Sukabumi
0 Komentar

SUKABUMI EKSPRES – Menjelang perayaan Hari Santri yang biasa diperingati pada tanggal 22 Oktober, pimpinan Thariqoh Shiddiqiyah, Syekh Muchammad Mukhtar Mu’thi, pemimpin Thoriqoh Shiddiqiyah meresmikan Pesantren Hayya Shola dan Masjid Hayya alal Falah (HSHF) di Desa Karangpapak, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi diresmikan, Minggu (15/10).

Peresmian pesantren ini dihadiri oleh pejabat militer dan ulama nasional yang akan memberikan dukungan dan doa. Diharapkan pesantren ini menjadi penjaga NKRI dan imam perdamaian dunia.

Tak hanya itu, ribuan umat muslim dari berbagai penjuru Indonesia yang tergabung dalam Thariqoh Shiddiqiyyah sekaligus donatur dalam pembangunan pesantren sluas 5 hektare ini pun turut hadir menyaksiakan.

Baca Juga:Para Santri Harus Bertransformasi DigitalHarga Daging Ayam Kembali Turun

Ketua Organisasi Shiddiqiyyah (ORSHID), Joko Herwanto menjelaskan tentang profil Thariqoh Shiddiqiyyah, di mana pendidikan pesantren dan tarbiyyahnya menekankan pentingnya pengembangan akhlak dan rasa cinta tanah air dalam abdan syakuro.

“Almukarom Syekh Moch Muchtar Mu’thi Muchtarulloh Al Mujtaba mendirikan pesantren Majma’al Bahrain Hubbul Wathan Minal Iman Shiddiqiyyah pada tahun 1974. Banyak monumen yang memperingati kebangsaan, seperti Hari Santri, Sumpah Pemuda, Teks Proklamasi, dan lainnya, dibangun di sekitar pesantren ini, termasuk bangunan di luar Jombang,” kata Joko.

Lebih lanjut, Joko Herwanto menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara aspek keimanan dan kemanusiaan. Dia juga menyoroti pentingnya selalu bersyukur atas kemerdekaan Indonesia dan tidak lengah terhadap nikmat tersebut.

“Thariqoh Shiddiqiyyah, setiap bulan Agustus, merayakan kemerdekaan Indonesia dengan membangun rumah-rumah layak huni bagi kaum dhuafa. Selama 22 tahun, Shiddiqiyyah telah membangun lebih dari 1800 rumah secara gratis di seluruh Indonesia,” terangnya.

“Bahwa posisi Thariqoh Shiddiqiyyah bukanlah dalam politik, tetapi fokus pada nilai-nilai syukur. Mursyid memberi kebebasan kepada para santri untuk membuat pilihan politik mereka sendiri,” tambahnya.

Sementara itu, Kapuspen TNI, Laksda Julius Widjojono, menyampaikan bahwa Panglima TNI seharusnya hadir pada acara tersebut, namun ada kegiatan dengan Presiden yang harus dihadiri. Tetapi, beliau tetap memberikan dukungan kepada Thariqoh Shiddiqiyyah.

“Panglima TNI memohon doa dari warga Thariqoh Shiddiqiyyah agar bangsa Indonesia dapat menghadapi agenda politik dan tantangan di luar negeri. Kita bersama-sama harus mewujudkan Indonesia Raya,” kata Kapuspen.

0 Komentar