Panic Buying Ancam Malaysia, Subsidi Dicabut Bukan BBM dan Energi Lainnya Tapi?, Simak Disini

Panic Buying Ancam Malaysia
Panic Buying Ancam Malaysia
0 Komentar

SUKABUMIEKSPRES – Panic buying ancam Malaysia, karena akibat pemerintah yang akan mengakhiri subsidi, namun bukan tentang subsidi bahan bakar atau energi lainnya.

Hanya saja, kali ini bukan subsidi bahan bakar minyak (BBM) atau energi lainya, melainkan harga ayam.

Negara malaysia memang akan mengakhiri subsidi untuk ayam 1 November, Pemerintah berdalih keputusannya untuk mencabut subsidi agar bisa mempertimbangkan tren pasokan saat ini yang sudah mulai stabil.

Baca Juga:Cara Membuat Poster Dines Pixay, Saat ini Viral di MedsosGempa Bumi Hari Ini, 3 Wilayah Indonesia Diguncang Mana Saja Selain Jember?

“Sejalan dengan pendekatan penargetan ulang subsidi secara bertahap, pemerintah telah sepakat bahwa subsidi dan pengendalian harga hanya untuk ayam akan dihentikan sepenuhnya mulai 1 November,” kata kata Menteri Pertanian dan Ketahanan Pangan Mohamad Sabu.

“Alasan penghentian subsidi ayam dalam jumlah besar adalah untuk mengurangi kebocoran subsidi yang saat ini juga dinikmati oleh asing dan kelompok berpenghasilan tinggi,” ujarnya dalam konferensi pers.

Dirinya meyakinkan bahwa kementerian akan memantau harga ayam agar memastikan bahwa unggas akan dijual dengan harga yang sangat wajar, bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan dalam Negeri dan Biaya Hidup, Ia mengatakan langkah-langkah intervensi ini dilakukan jika adanya lonjakan harga ayam setelah batas atas harga dicabut.

“Oleh karena itu, kementerian memperluas ‘Jualan Rahmah’ dan ‘Madani Agro Sales’ di seluruh negeri untuk memasok ayam dengan harga terjangkau,” kata Pak Mohamad.

Jualan Rahmah sendiri telah menawarkan lusinan bahan makanan, seperti telur dan minyak goreng, dengan harga yang lebih rendah dari harga pasar, sedangkan Madani Agro Sales kemungkinan petani dan nelayan untuk bisa menjual produk mereka langsung ke konsumen agar bisa membantu mengatur harga sekaligus menambahkan pendapatan produsen.

Ia juga berpesan kepada masyarakat untuk tidak melakukan pembelian panik (panic buy). Karena peningkatan permintaan dapat berdampak pada kenaikan harga.

“Kami akan standby, jika diperlukan, segera impor ayam,” ujarnya.

Harga tertinggi ayam olahan standar di Malaysia adalah RM 9,40 (sekitar Rp 31.000 ) per kg. Pencabutan subsidi ini juga akan membawa harga ayam naik, hingga 45 sen.

0 Komentar