SUKABUMIEKSPRES – Konser Coldplay di Indonesia 2023 didemo oleh dua kelompok yaitu Gerakan Nasional Anti LGBT (Geranati-LGBT) dan PA 212, yang dimana penolakan ini dilakukan karena Geranati-LGBT menilai bahwa Coldplay mendukung LGBT.
Geranati-LGBT beralasan bahwa Coldplay pernah mengenakan kaus bertuliskan “Love is Love” pada tahun 2016, yang dimana kaus tersebut dianggap sebagai dukungan Coldplay terhadap LGBT. Selain itu, Coldplay juga pernah berkolaborasi dengan penyanyi LGBT, yaitu Troye Sivan.
PA 212 juga menolak konser Coldplay karena dinilai mendukung LGBT, karena hal tersebut merupakan perbuatan dosa dan tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Baca Juga:Deretan Pemain Film Bollywood Tiger 3 beserta Poin-Poin PentingnyaBaru Rilis! Ini Sinopsis Film Bollywood Tiger 3 beserta Fakta Menariknya
Demo ini berlangsung di depan kantor Kedutaan Besar Inggris di Jakarta pada tanggal 10 November 2023, dengan membawa spanduk dan poster yang bertuliskan penolakan terhadap konser Coldplay. Massa juga meminta pemerintah untuk membatalkan konser tersebut.
Pemerintah Indonesia belum memberikan tanggapan resmi terkait demo ini, namun Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan bahwa pemerintah menghormati hak setiap orang untuk berpendapat.
Berikut adalah beberapa alasan spesifik mengapa konser Coldplay didemo:
1. Kasus Chris Martin yang pernah mengenakan kaus bertuliskan “Love is Love” sebagai dukungan Coldplay terhadap LGBT.
2. Kasus Coldplay yang pernah berkolaborasi dengan penyanyi LGBT, yaitu Troye Sivan.
3. Persepsi bahwa LGBT tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, karena PA 212 menilai bahwa LGBT adalah perbuatan dosa dan tidak sesuai dengan sila pertama Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa.
Demo ini menunjukkan bahwa isu LGBT masih menjadi isu yang sensitif di Indonesia, dan tentunya masih banyak orang yang menolak LGBT hingga menganggapnya sebagai hal yang bertentangan dengan nilai-nilai agama dan budaya