SUKABUMI EKSPRES — Nama Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok belakangan ini kembali jadi sorotan. Karena beberapa oknum di Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tersandung korupsi.
Pernyataannya sedari dulu terhadap BPK kembali diungkit. Apa yang ia ia bilang bahwa kewenangan BPK “super power” dianggap benar.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu merupakan kader PDIP. Ia resmi menjadi kader partai berlambang banteng moncong putih itu pada 26 Januari 2019.
Baca Juga:Politisi PDIP Sebut Fahri Hamzah Mirip CebongBertemu Surya Paloh, Anies dan Kapten Timnas Bahas Langkah Pemenangan
“Banyak yang bertanya kenapa saya bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Banyak juga tuduhan terhadap PDIP,” kata Ahok dalam sebuah video yang dikutip fajar.co.id dari TikTok @cantikadewi862, Rabu (15/11/2023).
Ia menjelaskan, keputusannya bergabung dengan PDIP karena persoalan ideologi.
“Bicara tentang bagaimana Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Bhineka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) itu dipertahankan untuk negeri ini. Karena itu saya memutuskan,” jelasnya.
Saat mengambil keputusan itu, ia mengaku banyak pertanyaan. Bahkan ada yang menilainya bodoh.
“Banyak yang mengatakan seolah saya ini bodoh. Kok mau bergabung dengan PDIP di bawah Megawati Soekarnoputri. Saya katakan jujur, itulah saya,” terangnya.
Namun pada saat itu, ia mengatakan tidak ada partai politik yang beres. Karena itu ia memilih PDIP.
“Ketika itu saya merasa semua partai politik ini nggak ada yang beres. Maka saya bergabunglah, ingin membangun sebuah Indonesia baru. Benarlah yang dikatakan Abraham Lincoln, kalau mau uji karakter seorang kasih dia kekuasaan,” imbuhnya.
Kalau ada yang berteriak-teriak, ngoceh macem-macem, tapi dia belum pernah merasakan kekuasaan eh nanti dulu. Anda belum teruji, kalau mau teruji itu harus karakter Anda teruji,” tambahnya.
Baca Juga:Bupati Dorong Inovasi Pemanfaatan Ruang Produktif untuk PertanianPenggunaan Ruas Jalan Cikakak-Ciputat Diresmikan
Sedangkan ia sendiri, Ahok mengaku sudah diuji oleh kekuasaan. Pernah di DPRD, pernah jadi bupati, bahkan pernah jadi gubernur.
“Nah saya pernah di pemerintahan. Saya teruji dengan kekuasaan. Nah ketika Ibu Megawati menerima saya bergabung, beliau ingin saya keliling Indonesia,” ucapnya.
“Saya melihat yang paling tepat dan bisa dipercaya hanya PDIP. Sehingga kita bisa sama-sama membangun. Bukan untuk saya, bukan untuk siapa-siapa. Ini untuk anak cucu kita, untuk negeri kita. Saya yakin,” tandasnya.